Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Budidaya kacang merah


Kacang merah merupakan salah satu jenis polong-polongan yang banyak dikonsumsi masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Manfaat tanaman yang memiliki nama Latin Phaseolus vulgaris L. ini berlimpah, sehingga sering digunakan sebagai bahan pelengkap sayur atau juga kerap dikonsumsi sebagai salah satu pelengkap menu salad.

Kacang merah banyak mengandung asam folat, kalsium, karbohidrat dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, kadar serat yang tinggi juga bisa membantu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Itu sebabnya, permintaan kacang merah terus ada. Sehingga banyak pembudidaya yang melirik membiakkan tanaman polong ini.   

Salah satunya adalah Budiman Bagus, asal Malang, Jawa Timur. Dia telah membudidayakan kacang merah sejak 2006 silam. Agar dapat terlindungi dari serangan hama, Budiman menanam kacang merah diselingi dengan tanaman kentang. Selain menjual hasil panen kacang merah, Budiman juga menjual bibit tanaman ini.

Pada lahan seluas 10 hektare (ha), Budiman bersama dengan petani lainnya membudidayakan tanaman sayuran, termasuk kacang merah yang menempati separuh dari total lahan tersebut. Kacang merah bisa dipanen tiga bulan sekali.

Dalam sekali panen, Budiman bisa menghasilkan 1.000 kg kacang merah. Harga jual di pasaran sekitar Rp 8.000 per kg. "Dari situ omzet yang didapatkan bisa mencapai Rp 8 juta sekali panen," ujar Budiman.

Biasanya Budi memasok komoditas ini ke pasar-pasar tradisional di Pulau Jawa seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Surabaya. Selain itu, ada juga pembeli yang datang dari Medan.
Budi bilang, kacang merah hanya bisa di budidayakan di daerah dataran tinggi yang memiliki iklim sejuk dan daerah yang memiliki kandungan air yang cukup banyak. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman kacang merah adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik.

Petani lainnya yang juga memetik laba dari budidaya kacang merah adalah Hasrul Zakariya. Petani asal Situbondo, Jawa Timur ini menanam kacang merah dan beberapa tanaman palawija di tanah seluas 0,5 ha. Lahan yang digunakan untuk menanam kacang merah hanya sekitar 2.000 meter persegi (m²). Perkebunannya terletak di Bondowoso, tidak jauh dari kawasan Gunung Ijen.

Budi mengaku penjualan kacang merah tidak pernah sepi. Konsumennya adalah para pengusaha industri makanan, restoran serta hotel. Biasanya setiap seminggu sekali ada konsumen yang mengambil dalam partai besar minimal 5 kuintal dengan harga jual Rp 7.500 per kg.    

Potensi bisnis dari budidaya kacang merah cukup menggiurkan. Permintaannya cenderung menanjak seiring meningkatnya kesadaran gaya hidup sehat di masyarakat modern. Para pembudidaya kacang merah mengaku kerap memasok kacang merah ke restoran dan hotel-hotel serta industri olahan makanan.

Cara budidayanya pun cukup mudah. Hasrul Zakaria, pembudidaya kacang merah dari Situbondo, Jawa Timur, mengatakan, pada dasarnya kacang merah bisa tumbuh di medium manapun. Bahkan jika mau ditanam di depan pekarangan rumah juga bisa. Akan tetapi jauh lebih maksimal lagi jika ditanam di daerah dataran tinggi.

Sebelum ditanam, bibit kacang merah harus dipilah yakni yang tidak memiliki cacat dan warnanya agak mengkilap. Bibit tersebut direndam terlebih dahulu di dalam air selama 15 menit sebelum ditanam.

Lahan tanam harus digemburkan terlebih dulu dan ditambahkan pupuk kandang sebagai nutrisi awal pertumbuhan bibit. "Biasanya saya beri pupuk kandang dari peternakan sekitar Bondowoso. Setiap 1 meter persegi (m²) lahan bisa habis 2 kilogram (kg) pupuk," kata dia.

Untuk lahan di atas 2.000 m², Hasrul butuh 8 kg-12 kg bibit. Tanaman kacang merah harus dijaga kelembabannya dengan cara disiram secara berkala. Kecambah akan mulai terlihat setelah satu minggu penyemaian.

Memasuki usia sebulan, harus waspada terhadap hama yang sering menyerang adalah ulat polong yang suka mengerat daun. Maka, untuk antisipasi, Hasrul menyemprot fungisida tiga minggu setelah penyemaian.

Setelah berumur 2,5 bulan, polong kacang merah bisa segera dipanen. Hasrul mengingatkan, apabila pemetikan terlambat maka polong kacang merah akan berserat keras dan rasanya kurang enak sehingga tidak laku dijual.

Setelah disortir biasanya Hasrul memisahkan dan membungkus dengan plastik berdasarkan tingkat ketuaan kacang merah. Plastik pembungkus harus diberi lubang dan langsung didistribusikan. "Kacang merah di gudang penyimpanan hanya dapat bertahan selama dua minggu sampai empat minggu," kata Hasrul.

Sementara, Budiman Bagus, pembudidaya asal Malang, Jawa Timur menanam kacang merah diselingi dengan tanaman kentang untuk melindungi serangan ulat tepung dan tikus kebun yang sering menjadi hama tanaman. Biasanya, efek dari hama tersebut menyebabkan daun si kacang merah menjadi bolong-bolong bahkan bisa menyebabkan gagal panen.

Agar tumbuh subur, penyiraman harus rutin dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama 60 hari hingga masa panen tiba.


Share This :

Wirapedia

Wirapedia adalah blog yang mempromosikan UKM di Solo dan sekitarnya.

youtube