Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Budidaya lobster air tawar


Permintaan lobster air tawar kini kembali meningkat, setelah beberapa tahun silam sempat meredup. Tidak hanya digunakan sebagai hewan hias di akuarium, namun lobster air tawar kini juga makin dicari untuk dikonsumsi. Rasanya yang jauh lebih gurih ketimbang lobster air laut menjadi salah satu pemicunya.

Udang raksasa ini juga mengandung residu yodium lebih rendah. Jenis lobster air tawar sangat beragam, namun yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis lobster Cherax quadricarinatus atau dikenal dengan redclaw atau crayfish. Habitat asli hewan ini berasal dari Australia.

Permintaan lobster air tawar di dalam negeri masih  cukup besar, apalagi kini lobster air tawar sudah makin populer di kalangan para pecinta makanan laut. Emil Hardi, pembudidaya lobster air tawar asal Medan, Sumatra Utara, mengatakan, harga jual lobster air tawar lebih tinggi dibanding dengan  komoditas air tawar lain.

Saat ini harga lobster air tawar ukuran 100 gram sekitar Rp 150.000 per kilogram (kg). Emil membudidayakan lobster di lahan seluas dua hektare (ha). Menurut pria yang sudah membudidayakan lobster air tawar selama tujuh tahun ini, pada dua tahun terakhir, permintaan lobster air tawar terus meningkat.

Emil baru bisa memenuhi permintaan lobster air tawar untuk kawasan Sumatra Utara. Seminggu sekali, dia memasok lobster ke restoran, hotel, dan kafe. Dia juga bekerjasama dengan peternak lobster lain untuk memenuhi permintaan.

Panen lobster air tawar dilakukan setiap enam bulan sekali. Kolam seluas 1 meter (m) x 1 m dapat menghasilkan sekitar 1 kg lobster. Emil mengaku bisa mendapatkan hasil 2 ton lobster dalam sekali panen. Dengan harga jual Rp 150.000 per kg, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 50 juta per bulan dengan margin keuntungan hingga 100%.

Dia relatif tidak mengeluarkan pengeluaran untuk pakan lobster. Emil bilang, lobster yang dia budidayakan diberi pakan keong yang dia ambil dari sawah. Selain itu, sisa jeroan dan usus perut ayam yang tidak bisa dijual juga dia gunakan untuk pakan lobster. "Paling saya hanya beri pelet beberapa kali saja untuk variasi," kata Emil.

Rony Irawan, pembudidaya lobster air tawar lainnya asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengatakan, harga jual lobster di Kalimantan berkisar Rp 135.000 per kg. Dengan memiliki lahan hampir 1 ha, Rony bisa memperoleh sekitar 1.600 kg lobster sekali panen. Omzet yang bisa dia raih sekitar Rp 35 juta per bulan.

Dengan produksi sebesar itu, Rony mengaku, sampai sekarang dia masih kesulitan memenuhi semua permintaan dari restoran dan hotel yang membeludak.             

Pakan dan Oksigen

Budidaya lobster air tawar kini semakin menjanjikan seiring terus meningkatnya permintaan di pasaran. Di Indonesia, budidaya lobster air tawar sudah mulai dikenal sejak tahun 1990-an.
Namun, saat itu baru sebatas diburu para penggemar ikan hias. Nah, belakangan ini lobster banyak dicari buat konsumsi. Tak pelak, usaha budidaya lobster air tawar pun merebak.

Terlebih iklim Indonesia juga mendukung buat budidaya lobster ini. Di negara asalnya, Australia, lobster ini hanya panen sekali setahun. Sedangkan di Indonesia bisa dua kali setahun. Negara beriklim tropis seperti Indonesia cocok buat lobster  ini karena tidak mengenal musim dingin.
Emil Hardi, pembudidaya lobster air tawar dari Medan,  mengaku, awalnya hanya budidaya dalam skala rumah tangga saja. Namun, budidaya skala kecil tidak ekonomis karena biaya operasionalnya menjadi besar.

Mempertimbangkan itu, ia pun membesarkan skala usahanya. Ditambah permintaan lobster ini terus meningkat. Saat ini, Emil membudidayakan lobster air tawar di lahan seluas 2 hektare (ha).
Menurutnya, budidaya lobster harus di kolam tanah, bukan di plastik. "Lobster ini suka di bebatuan dan lumpur," ujarnya. Menurutnya, tanah merupakan habitat asli lobster ini. Sebenarnya bisa saja di kolam plastik, tapi pertumbuhannya lebih lambat.

Dari sejak pembibitan hingga panen dibutuhkan waktu enam bulan. Memang dibutuhkan waktu agak lama untuk pembesaran. Untuk mendapatkan hasil maksimal, idealnya setiap satu meter lahan kolam menampung sekitar 10 ekor lobster.

Tujuannya agar lobster tidak terlalu sesak. Selain itu, untuk pembesaran pilih lobster jantan saja, karena lebih cepat tumbuhnya dibandingkan betina. Nah, untuk perawatannya sebenarnya mudah. Dengan kapasitas produksi 10 ton sekali panen, ia mengaku hanya mengeluarkan sedikit biaya buat pakan dan perawatan.

Untuk pakan diberikan pagi dan sore hari. Sebaiknya jangan berikan pakan berlebihan agar lobster tumbuh sempurna dan bongsor.  Selain itu, penting diperhatikan suplai oksigen dengan menambahkan pompa yang berfungsi menjaga keasaman air.

Rony Irawan, pembudidaya   asal Banjarmasin, Kalimantan Timur menambahkan,  lobster air tawar butuh kandungan oksigen terlarut berukuran di atas 4 parts per million (ppm). Sementara, suhu air sekitar  25 derajat-29 derajat Celcius. Kadar oksigen dan suhu air harus diperhatikan karena mempengaruhi daya tahan lobster.

Derajat keasaman (pH) juga mempengaruhi tumbuh kembang lobster. Lobster ini biasanya hidup di perairan dengan pH di kisaran tujuh sampai sembilan.    


Share This :

Wirapedia

Wirapedia adalah blog yang mempromosikan UKM di Solo dan sekitarnya.

youtube