Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Budidaya Kroto


Pencinta burung kicau pasti sudah tidak asing dengan istilah kroto, yaitu telur semut rangrang atau Oecophylla smaragdina. Kroto banyak digunakan untuk pakan burung dan juga ikan.

Permintaan kroto cukup tinggi, terutama dari para pencinta burung kicau. Padahal, keberadaannya di alam terbatas. Bahkan, pasokan kroto di alam kian berkurang dengan semakin berkurangnya hutan. Kroto juga berkurang saat musim hujan. Padahal permintaannya cenderung naik.

Makanya, pembudidayaan semut rangrang mulai dilakukan. Salah satu pembudidaya adalah Ajiponto di Yogyakarta. Ia terjun di budidaya semut rangrang sejak tahun lalu, lantaran melihat peluang bisnis yang cerah.

Menurutnya, tiap bulan, permintaan kroto atau telur yang dihasilkan semut rangrang terus meningkat. Maklum, permintaan tak hanya datang dari pecinta burung kicau, tetapi juga dari pemancing ikan. Mereka memanfaatkan kroto sebagai umpan yang ditebar di kolam pemancingan demi memanggil para ikan.

"Kalau Senin hingga Jumat biasanya yang beli kroto adalah para pencinta burung kicau. Tapi, kalau Sabtu dan Minggu, pembeli kroto didominasi para pemancing ikan," papar pria 36 tahun ini.

Ajiponto menjual bibit semut rangrang, kroto, serta memberikan pelatihan cara budidaya. Satu toples berisi sebuah sarang semut rangrang dibanderol Rp 100.000. Sebuah sarang biasanya berisi ribuan semut rangrang. Adapun satu kilogram (kg) kroto dihargai Rp 150.000.

Dalam sebulan, ia bisa menjual sekitar 40 kg kroto dan 200 sarang. Artinya, tiap bulan Ajiponto bisa mengantongi omzet Rp 26 juta.

Pebudidaya lain, yaitu Joko Septyawan yang berdomisili di Bantul, Yogyakarta, sudah berkecimpung dalam budidaya semut rangrang sejak dua tahun silam.

Tadinya, sama seperti Ajiponto, ia juga menjual kroto serta bibit semut rangrang (sarang). "Tapi, sekarang saya lebih fokus pada penjualan bibit karena permintaannya terus meningkat," tutur Joko.

Satu toples bibit semut ukuran 2 liter dibanderol dengan harga Rp 175.000. Sementara itu, bibit semut untuk toples ukuran 5 liter dilego Rp 350.000. Tiap bulan, setidaknya ia bisa meraih omzet Rp 3,5 juta.

Dari segi bisnis, baik Joko maupun Ajiponto menyebut bahwa budidaya semut rangrang penghasil kroto ini terbilang menggiurkan. Modal atau ongkos produksi cukup murah. Ajiponto mengaku bisa mengantongi keuntungan bersih mencapai 80 persen dari omzet bulanan.

Bahkan, Joko mengklaim bisa mendapatkan keuntungan bersih hingga 90 persen dari omzet tiap bulan. "Ongkos budidaya sangat kecil karena perawatannya juga simpel," imbuhnya.

Budidaya semut rangrang penghasil kroto tergolong mudah dan tidak butuh biaya besar. Ajiponto, pebudidaya semut rangrang asal Yogyakarta, mengatakan bahwa budidaya semut rangrang cukup dijauhkan dari hewan pengganggu dan diberi makanan yang cukup.

Menurut Ajiponto, kandang tempat budidaya semut rangrang bisa memanfaatkan toples minimal ukuran 1 liter. Toples tersebut bisa menampung satu koloni semut rangrang yang jumlahnya mencapai ribuan ekor.

Koloni semut rangrang bisa didapat dari alam, tetapi sekarang banyak juga dijual berikut toplesnya. Hanya, Ajiponto mengingatkan, tidak semua bahan toples cocok buat budidaya semut rangrang.

Ia menyarankan, lebih baik jika toples terbuat dari bahan mika. Dari pengalamannya selama ini, semut rangrang lebih cepat membangun sarang bila ditaruh di toples berbahan mika. "Kalau berbahan mika sarangnya bisa jadi dalam 2 x 24 jam. Kalau bahan lain bisa tiga sampai empat hari," ujarnya. 

Kondisi toples sendiri harus bersih dari tanah. Nantinya, semut rangrang akan mengeluarkan semacam benang sutra dari mulutnya sebagai bahan membuat sarang. Di salah satu bagian samping toples harus dilubangi seukuran jari kelingking. Lubang itu berfungsi sebagai tempat keluar masuk semut saat mencari makan dan minum. 

Supaya semut tidak pergi jauh, toples bisa ditaruh dalam keadaan terbalik di sebuah meja. Tempatkan mangkuk berisi air di kaki-kaki meja itu sehingga semut tidak keluar dari area meja. 

Supaya hasilnya maksimal, meja toples harus dijauhkan dari sinar matahari dan gangguan hewan, seperti cicak, tokek, katak, ataupun tikus. 

Untuk pakan dan minumnya, cukup sediakan ulat hongkong dan air gula di meja tersebut. Nantinya, semut akan keluar sendiri dari toples lewat lubang yang sudah disediakan. "Misal satu meja ada 30 koloni (30 toples), pemberian makannya cuma butuh kira-kira satu ons ulat hongkong untuk sebulan," timpal Joko Septyawan, pembudidaya semut rangrang lainnya. 

Ulat hongkong ini banyak dijual di pasar seharga Rp 5.000 per ons. Untuk minumnya bisa diberikan air gula dengan komposisi setiap satu sendok teh gula pasir dicampur 200 mililiter (ml) air matang. "Air sebanyak itu cukup untuk waktu tiga sampai empat hari," ujarnya.

Biasanya dalam waktu sebulan, semut sudah mulai menghasilkan kroto. Untuk toples berukuran 1,5 liter, hasilnya bisa setengah sampai 1 ons kroto setiap bulannya. 

Mengambil kroto cukup dengan mengangkat toples. "Lalu tinggal pisahkan kroto dari sarang," katanya. Mudah kan?
Read more

Success with Values

Muhammad Assad
Apa tolak ukur kesuksesan bagi seorang pengusaha? Umumnya kebanyakan orang akan menghubungkan dengan hal-hal yang bersifat materi, seperti punya uang banyak, rumah besar, mobil mewah dan seterusnya.

Ada juga yang mengatakan bahwa sukses adalah saat mendapat pujian setinggi langit atau saat tingkat popularitas berada di posisi puncak. Maka, ketika ada orang-orang yang mencapai hal ini, langsung akan dikalungi label “sukses”!

Hal tersebut tidak salah. Namun tidak juga 100 persen tepat. Bagi saya pribadi, definisi sukses adalah saat apa yang dimiliki (harta, tenaga, pikiran, waktu) bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Ada satu hadits yang selalu menjadi penyemangat saya dalam melakukan sesuatu, “Sebaik-baik manusia adalah dia yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain.” (HR. Bukhari)

Itulah sejatinya makna kesuksesan, yaitu bermanfaat bagi sekitar. Sebagai seorang pengusaha, Anda tidak boleh hanya memikirkan keuntungan semata dari bisnis yang dijalankan. Tapi harus berpikir bagaimana bisnis yang dijalankan dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Setiap manusia di muka bumi ini memiliki hak yang sama untuk sukses. Jadi jangan berkecil hati jika mungkin Anda merasa memiliki kehidupan yang tidak seberuntung teman-teman Anda. Begitu banyak contoh orang-orang yang tidak beruntung saat lahir namun meraih kesuksesan luar biasa dalam hidupnya. Berikut adalah 5 fakta tentang sukses yang harus dipahami oleh siapa saja yang ingin sukses.

1)  Sukses tidak ada kaitannya dengan usia
Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan di usia 76 tahun, Mark Zuckerberg menjadi miliuner di usia 23 tahun, Kolonel Sanders memulai bisnis di usia 65 tahun, Bill Gates menjadi terkaya di dunia di usia 40 tahun.

2)  Sukses tidak ada kaitannya dengan suku bangsa
Obama menjadi Presiden Amerika Serikat pertama dari golongan kulit hitam, Charles Dickens kelahiran Tiongkok yang menjadi penulis terkenal di Inggris, Jokowi menjadi Presiden ke-7 Indonesia dari kalangan rakyat biasa.

3)  Sukses tidak ada kaitannya dengan bentuk fisik
Beethoven seorang maestro nomor satu dunia yang menderita tuna rungu (tidak bisa mendengar), Hellen Keller seorang penulis terkenal di dunia yang menderita tuna netra (tidak bisa melihat), Napoleon Bonaparte sang penakluk memiliki badan yang sangat pendek dan tidak enak dilihat.

4)  Sukses tidak ada kaitannya dengan tingkat pendidikan
Susi Pudjiastuti lulusan SMP yang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, Thomas Alfa Edison lulusan SD dengan 2000 paten, Li Ka Shing berhenti sekolah saat SMP dan menjadi orang terkaya di Hongkong, Wright Brother lulusan SMA yang menciptakan pesawat terbang, Larry Ellison dikeluarkan dari universitas dan mendirikan salah satu perusahaan ICT terbesar, Oracle.

5)  Sukses tidak ada kaitannya dengan keturunan
Andrew Carnegie dari keluarga yang sangat miskin dan menjadi raja besi di dunia, Walt Disney terlahir dari ayah dan ibu yang tidak bekerja dan sukses menjadi pembuat kerajaan Walt Disney, Napoleon Hill banyak mengalami kekerasan saat kecil dan sukses menjadi motivator terkenal dengan karya-karya yang fenomenal.

Pengusaha harus mampu memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri dan menggunakan dengan sebaik-baiknya. Jangan selalu berpikir bahwa sukses hanya akan bisa dicapai jika memiliki modal uang yang banyak. Percayalah, bahwa uang itu bukanlah segalanya dalam memulai bisnis. Modal utama dalam memulai usaha adalah keyakinan, semangat dan kerja keras.

Selain itu, ada 3 hal penting bagi seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya, yaitu 3P’s: People, Planet, Profit. Inilah esensi dari kewirausahaan, yaitu memberikan manfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia, meninggalkan warisan serta hal yang berguna bagi lingkungan sekitar, dan tentu sebuah bisnis juga harus mencetak keuntungan untuk kelangsungan usahanya. 

Hidup ini sangat singkat, maka sukses jangka pendek tidaklah cukup, melainkan harus jangka panjang. Untuk bisa mendapatkan itu, ada hal-hal penting yang harus dipegang teguh saat sedang mendaki puncak kesuksesan, yaitu sebuah value atau ‘nilai’. Seperti judul tulisan ini, Success With Values, bahwa sukses harus dicapai dengan nilai-nilai kebaikan yang mengiringinya. 

‘Nilai’ adalah hal yang sangat penting namun sering dilupakan. Ada dua bentuk bagaimana hal ini berperan penting dalam sebuah kesuksesan. Pertama, sebuah ‘nilai’ tentang prinsip-prinsip dasar kebaikan dalam membangun kesuksesan. Setiap manusia pastinya mempunyai prinsip-prinsip dasar kebaikan, seperti kejujuran, kerja keras, keikhlasan, dst. Jika di dalam perusahaan, hal ini sama persis dengan sebuah core values atau nilai-nilai inti yang harus dijalankan oleh seluruh karyawan.

Cara meraih kesuksesan sama pentingnya dengan kesuksesan itu sendiri. Jangan sampai Anda menghalalkan segala cara untuk meraih sebuah kesuksesan atau memilih jalan pintas dengan menghilangkan prosesnya. Jika Anda hanya berpatokan bahwa sukses berbanding lurus dengan materi, maka selamanya hidup Anda akan menderita karena harus memenuhi syahwat yang tidak berujung.

Kedua, makna ‘nilai’ berupa sebuah kekuatan yang ada dalam diri. Kekuatan ini berupa kelebihan-kelebihan yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa dan tidak bisa diambil oleh siapapun. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal yang terpenting adalah bagaimana Anda bisa mengelola kelebihan menjadi sebuah kebaikan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak. 
‘Nilai’ setiap orang tentunya berbeda, dan menjadi tugas Anda untuk selalu meningkatkan ‘nilai’ tersebut. Caranya adalah belajar lebih giat, bekerja lebih keras, dan berdoa lebih kencang. Dan akhirnya, dengan ‘nilai’ tersebut, cepat atau lambat, kesuksesan pasti akan menghampiri Anda. 



*Muhammad Assad, adalah seorang pengusaha muda, pembicara internasional dan penulis buku-buku national bestseller. Assad lulus program S2 Islamic Finance dari Hamad bin Khalifa University, Qatar, dengan predikat summa cum-laude dan mendapat beasiswa penuh dari Emir Qatar, His Highness Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani. 

Saat ini Assad aktif di bidang kewirausahaan, menjadi CEO Rayyan Capital, perusahaan pengelola keuangan dan investasi global; dan Chairman NFQ Group yang fokus membuat program-program inspiratif dan edukatif di bidang kepemudaan. Pada tahun 2012 Assad mendapat penghargaan “The Most 100 Promising Indonesian Young Entrepreneur” versi Majalah SWA. 

Assad juga seorang penulis best seller. Sejak tahun 2011 telah mengeluarkan 6 buku: Notes From Qatar 1, Notes From Qatar 2, Notes From Qatar 3, Sedekah Super Stories, Good Morning Qatar dan 99 Hijab Stories.
Read more

Geliat Rupiah dari Budidaya Cacing

Banyak orang bergidik jijik ketika melihat geliat cacing. Hewan tak bertulang belakang ini menimbulkan kesan menjijikkan bagi sebagian besar orang. Namun beda halnya dengan Abdul Azis Adam Maulida. Bagi laki-laki yang akrab disapa Adam ini, sejak empat tahun lalu cacing justru menjadi sumber pendapatan.

Sejak menamatkan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Adam sudah punya niat berwirausaha. Namun niat itu terkubur lantaran tak menemukan ide usaha. Adam pun memutuskan menjadi karyawan di sebuah pabrik kertas. Selama sepuluh tahun, Adam bekerja di PT Tjiwi Kimia, di Mojokerto, Jawa Timur.

Baru pada 2010 dia meninggalkan pekerjaan itu. “Menurut saya, kalau bekerja di perusahaan, seseorang susah berkembang karena harus berhadapan dengan batasan dari sistem perusahaan tersebut. Sementara di luar begitu banyak peluang yang menanti,” ujar lelaki berusia 39 tahun ini.

Adam pun memantapkan diri untuk memulai usaha sendiri. Ia kembali ke tanah kelahirannya, Malang, Jawa Timur, pada awal 2010 dan memilih agribisnis dengan menggeluti budidaya belut yang sedang ngetren kala itu. Adam menggelontorkan modal sebesar Rp 20 juta, termasuk untuk membeli sekitar dua kuintal belut.

Namun, Adam tak menyangka, banyak kendala dalam beternak belut. Sejak awal, ia sering mendapati belut-belut itu mati. “Pokoknya, sulit sekali bagi saya untuk membudidayakan belut sehingga hanya enam bulan saya beternak belut,” kata dia. Padahal Adam sudah ikut berbagai seminar mengenai pembiakan belut.

Yang tersisa hanyalah pakan belut, yakni cacing tanah sebanyak empat kilogram. Dia mengamati, ketika semua belutnya mati, cacing-cacing itu tetap bertahan, bahkan, berkembang. Dari situlah Adam mendapat ide untuk membudidayakan cacing yang memiliki nama latin Lumbricus rubellus.

Tepatnya, pada Agustus 2010, Adam mulai membiakkan cacing tanah. Sebelumnya, dia mempelajari seluk-beluk budidaya cacing tanah. Selain membaca buku, Adam juga belajar secara autodidak dengan praktik langsung di lapangan.

Dengan modal Rp 200.000, ayah seorang anak ini membeli indukan cacing. Selanjutnya, untuk media, dia membeli kotak kayu ukuran 40 cm x 50 cm yang ditumpuk hingga 12 tingkat. Jadi, Adam tak perlu lahan yang terlalu luas.

Adam tak perlu membeli makanan cacing. Cacing bisa diberi makan dari limbah rumahtangga maupun limbah pasar. Ia mengolah limbah dari para tetangganya untuk dijadikan pakan cacing. “Cara membudidayakan cacing memang sangat mudah. Makanya saya tertarik dan tak pernah berpikir untuk berhenti sampai sekarang,” tutur dia.


Bapak cacing

Adam mengaku, ketika mulai merintis budidaya cacing, dia belum mendapatkan pasar sama sekali. Hingga pada akhir 2010, dia mendapat titik terang. Seorang pemilik tempat pemancingan mendatangi peternakannya untuk memesan cacing.

Dulu, Rumah Cacing, nama peternakan cacing milik Adam, hanya bisa memproduksi lima kilogram cacing per minggu. Akan tetapi, kini, dia bisa memproduksi hingga tujuh ton cacing tanah per bulan. Omzetnya pun meningkat pesat. Dalam sebulan Adam bisa mengantongi sekitar Rp 300 juta.

Adam bilang, ia butuh proses cukup panjang untuk bisa menemui kesuksesan seperti saat ini. Setelah memasok cacing untuk beberapa tempat pemancingan di Malang, Adam semakin giat meningkatkan produksi. Nama Adam pun mulai dikenal penduduk Malang. Ia bahkan disebut-sebut orang sebagai Bapak Cacing.

Pada 2011 ia mendapat order untuk memasok cacing oleh Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur. Sayang, Adam belum bisa langsung menyanggupi. Pasalnya, produksi cacingnya per bulan belum mencapai satu ton, seperti permintaan Dinas Perikanan itu.

Tak hilang akal, Adam menularkan ilmunya ke orang lain. Dia melakukan sosialisasi soal cacing ke masyarakat di sekitar Malang, sekaligus mengajak mereka untuk ikut membudidayakan cacing. “Saya ajak mereka untuk datang ke Rumah Cacing, lalu saya ajari cara beternak cacing,” ucap dia.

Di awal, usaha ini belum berbuah banyak. Hanya ada dua orang yang mau bergabung dengan Adam. Lalu, Adam mengembangkan sistem plasma dengan lebih terkoordinasi. Dengan sistem plasma, siapa pun yang bergabung akan mendapat pelatihan dari Rumah Cacing. Selanjutnya, Adam akan membeli hasil panen cacing dari anggota plasma.

Sampai saat ini, Adam sudah memiliki sekitar 1.600 anggota plasma. Namun, tidak semua anggota bisa konsisten memasok cacing padanya. “Dari keseluruhan jumlah anggota, sekitar 700 orang aktif menjual hasil panennya pada saya,” kata dia.

Suami Heni Nur Rahmania ini bilang, dalam sehari bisa disambangi sekitar 100 orang yang ingin belajar budidaya cacing. Adam menuturkan, budidaya cacing sebenarnya sangat gampang. Lagipula tingkat keberhasilan budidaya cacing hampir 100 persen. Hanya, informasi mengenai peluang budidaya cacing masih tergolong sedikit.

Sejauh ini, Adam tak menemukan penyakit atau hama yang mengganggu pertumbuhan cacing. “Kalau sudah tahu peluang usahanya pasti tertarik karena mudah,” tandas dia.

Selain mengandalkan pasokan dari anggota plasma, Adam pun masih terus memproduksi cacing. Bedanya, sekarang ia sudah memperkerjakan delapan orang karyawan. Kandang cacing pun sudah tak menggunakan kotak kayu lagi. Adam membangun 100 kolam yang dibuat dari batubata. Sekarang, Adam jadi pemasok utama cacing tanah untuk Dinas Perikanan Provinsi Jatim. Ia juga masih melayani penjualan kepada para pemilik usaha pemancingan dan pengusaha perikanan.    

Pengusaha tak bisa berhenti

Menanggalkan status  karyawan di perusahaan besar bukan hal mudah bagi Abdul Azis Adam Maulida. Kedua orangtuanya sempat menentang. Maklum, mereka bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Jadi ketika Adam mengungkapkan keinginan untuk menjadi pengusaha, langsung tak mendapat respons baik dari orangtuanya.

Namun tekad Adam sudah bulat, meski dia sadar, usahanya tak langsung besar dalam sehari. “Setidaknya saya keluar dari sistem perusahaan dan bisa menciptakan sistem saya sendiri dengan potensi yang saya punya,” tutur Adam.

Dia berpesan, pengusaha harus terus berkembang. Tak ada lagi batasan yang menghalangi untuk berkembang selain diri sendiri. “Pelajari dulu peluang usaha. Kalau memang bagus, terus kembangkan, jangan berhenti karena pengusaha tak boleh mandek,” tegasnya.

Adam menegaskan peluang berbudidaya cacing masih sangat terbuka. Pembeli cacing sangat beragam, mulai pengusaha perikanan, peternak unggas hingga industri kosmetik dan farmasi. Tahun ini, Adam ingin menyasar industri farmasi. Namun, dia ingin membenahi produksinya sebelum memasok pasar baru. “Saya akan menambah anggota plasma untuk mendongkrak produksi,” ucap dia.

Adam menambahkan, dari budidaya cacing, ia bisa mengembangkan banyak potensi bisnis yang lainnya. Sejauh ini, Adam sudah merintis berbagai usaha yang masih berhubungan dengan bisnis utamanya. Misalnya saja, kebun jahe organik yang dikembangkan dengan pupuk dari kotoran cacing.

Selain itu, dia memiliki peternakan kambing, ayam, dan empang ikan yang akan mengonsumsi cacing untuk penggemukan. “Saya ingin kembangkan lebih banyak lagi dan saya juga memotivasi anggota plasma untuk sama-sama berkembang,” ungkap dia. 
Read more

Budidaya kacang merah


Kacang merah merupakan salah satu jenis polong-polongan yang banyak dikonsumsi masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Manfaat tanaman yang memiliki nama Latin Phaseolus vulgaris L. ini berlimpah, sehingga sering digunakan sebagai bahan pelengkap sayur atau juga kerap dikonsumsi sebagai salah satu pelengkap menu salad.

Kacang merah banyak mengandung asam folat, kalsium, karbohidrat dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, kadar serat yang tinggi juga bisa membantu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Itu sebabnya, permintaan kacang merah terus ada. Sehingga banyak pembudidaya yang melirik membiakkan tanaman polong ini.   

Salah satunya adalah Budiman Bagus, asal Malang, Jawa Timur. Dia telah membudidayakan kacang merah sejak 2006 silam. Agar dapat terlindungi dari serangan hama, Budiman menanam kacang merah diselingi dengan tanaman kentang. Selain menjual hasil panen kacang merah, Budiman juga menjual bibit tanaman ini.

Pada lahan seluas 10 hektare (ha), Budiman bersama dengan petani lainnya membudidayakan tanaman sayuran, termasuk kacang merah yang menempati separuh dari total lahan tersebut. Kacang merah bisa dipanen tiga bulan sekali.

Dalam sekali panen, Budiman bisa menghasilkan 1.000 kg kacang merah. Harga jual di pasaran sekitar Rp 8.000 per kg. "Dari situ omzet yang didapatkan bisa mencapai Rp 8 juta sekali panen," ujar Budiman.

Biasanya Budi memasok komoditas ini ke pasar-pasar tradisional di Pulau Jawa seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Surabaya. Selain itu, ada juga pembeli yang datang dari Medan.
Budi bilang, kacang merah hanya bisa di budidayakan di daerah dataran tinggi yang memiliki iklim sejuk dan daerah yang memiliki kandungan air yang cukup banyak. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman kacang merah adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik.

Petani lainnya yang juga memetik laba dari budidaya kacang merah adalah Hasrul Zakariya. Petani asal Situbondo, Jawa Timur ini menanam kacang merah dan beberapa tanaman palawija di tanah seluas 0,5 ha. Lahan yang digunakan untuk menanam kacang merah hanya sekitar 2.000 meter persegi (m²). Perkebunannya terletak di Bondowoso, tidak jauh dari kawasan Gunung Ijen.

Budi mengaku penjualan kacang merah tidak pernah sepi. Konsumennya adalah para pengusaha industri makanan, restoran serta hotel. Biasanya setiap seminggu sekali ada konsumen yang mengambil dalam partai besar minimal 5 kuintal dengan harga jual Rp 7.500 per kg.    

Potensi bisnis dari budidaya kacang merah cukup menggiurkan. Permintaannya cenderung menanjak seiring meningkatnya kesadaran gaya hidup sehat di masyarakat modern. Para pembudidaya kacang merah mengaku kerap memasok kacang merah ke restoran dan hotel-hotel serta industri olahan makanan.

Cara budidayanya pun cukup mudah. Hasrul Zakaria, pembudidaya kacang merah dari Situbondo, Jawa Timur, mengatakan, pada dasarnya kacang merah bisa tumbuh di medium manapun. Bahkan jika mau ditanam di depan pekarangan rumah juga bisa. Akan tetapi jauh lebih maksimal lagi jika ditanam di daerah dataran tinggi.

Sebelum ditanam, bibit kacang merah harus dipilah yakni yang tidak memiliki cacat dan warnanya agak mengkilap. Bibit tersebut direndam terlebih dahulu di dalam air selama 15 menit sebelum ditanam.

Lahan tanam harus digemburkan terlebih dulu dan ditambahkan pupuk kandang sebagai nutrisi awal pertumbuhan bibit. "Biasanya saya beri pupuk kandang dari peternakan sekitar Bondowoso. Setiap 1 meter persegi (m²) lahan bisa habis 2 kilogram (kg) pupuk," kata dia.

Untuk lahan di atas 2.000 m², Hasrul butuh 8 kg-12 kg bibit. Tanaman kacang merah harus dijaga kelembabannya dengan cara disiram secara berkala. Kecambah akan mulai terlihat setelah satu minggu penyemaian.

Memasuki usia sebulan, harus waspada terhadap hama yang sering menyerang adalah ulat polong yang suka mengerat daun. Maka, untuk antisipasi, Hasrul menyemprot fungisida tiga minggu setelah penyemaian.

Setelah berumur 2,5 bulan, polong kacang merah bisa segera dipanen. Hasrul mengingatkan, apabila pemetikan terlambat maka polong kacang merah akan berserat keras dan rasanya kurang enak sehingga tidak laku dijual.

Setelah disortir biasanya Hasrul memisahkan dan membungkus dengan plastik berdasarkan tingkat ketuaan kacang merah. Plastik pembungkus harus diberi lubang dan langsung didistribusikan. "Kacang merah di gudang penyimpanan hanya dapat bertahan selama dua minggu sampai empat minggu," kata Hasrul.

Sementara, Budiman Bagus, pembudidaya asal Malang, Jawa Timur menanam kacang merah diselingi dengan tanaman kentang untuk melindungi serangan ulat tepung dan tikus kebun yang sering menjadi hama tanaman. Biasanya, efek dari hama tersebut menyebabkan daun si kacang merah menjadi bolong-bolong bahkan bisa menyebabkan gagal panen.

Agar tumbuh subur, penyiraman harus rutin dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama 60 hari hingga masa panen tiba.
Read more

So Ramen


SO RAMEN Resto
Jln. KS. Tubun No. 22 Manahan Solo


Read more

Budidaya Tanaman pucuk merah


Tanaman pucuk merah sudah cukup populer di kalangan para pecinta tanaman hias. Daunnya yang memiliki dua warna, yakni hijau dan merah, menjadi ciri khas tanaman yang hidup subur di daerah tropis ini. Kekhasannya itulah yang membuat tanaman yang memiliki nama latin Syzigium oleina ini memiliki banyak peminat.

Pucuk merah memiliki daun-daun yang tumbuh rapat antara satu daun dengan daun lainnya serta tekstur daunnya halus mengkilap. Tanaman ini biasanya ditanam dengan dibentuk lancip, seperti pohon cemara.  
Pemotongan pucuk-pucuk daun ini membuat tunas-tunas baru muncul dengan warna merah. Pucuk daun yang berwarna merah ini nampak seperti bunga yang sedang mekar.

Ahmad Usman, pembudidaya tanaman pucuk merah dari Yogyakarta mengatakan, banyak orang menyukai pucuk merah karena tanaman ini jika sudah besar membuat rumah terlihat sejuk.
Ataupun jika masih berada di dalam pot, dapat digunakan sebagai pembatas pada dinding rumah. Tanaman ini juga sering dijumpai di berbagai taman di tempat-tempat wisata serta tempat-tempat umum lainnya sebagai peneduh seperti di masjid atau kantor-kantor.

Usman menanam tanaman pucuk merah di lahan seluas 400 meter persegi (m²). Dia bilang, bibit-bibitnya didatangkan dari Magelang, Jawa Tengah. Saat awal-awal melakukan budidaya di 2012, ia hanya memiliki 500 tanaman. "Saat ini, jumlahnya sudah ribuan pohon dengan berbagai ukuran," ujar dia.  
Usman menjual indukan dan juga bibit pucuk merah di polybag dengan tinggi pohon 15 sentimeter (cm). Dia juga menjual tanaman hias lain seperti anthurium atau hibicus.

Usman menjual bibit pucuk merah seharga Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per polybag. Sedangkan harga jual indukan bervariasi, mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 250.000 per pohon, tergantung ukuran tinggi pohon.
Membesarkan bibit yang masih berukuran 5 cm hingga mencapai 120 cm hanya membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Dalam sekali panen indukan, Usman bisa mendapatkan ratusan bibit pucuk merah. Dalam sebulan, Usman mengaku bisa mendapat omzet hingga Rp 30 juta dari penjualan pucuk merah.
Jika dikurangi biaya pembelian pupuk dan biaya  operasional lainnya, Usman bisa mengantongi laba bersih hingga 45%. Herman Purnawan, pembudidaya lainnya dari Tangerang Selatan menanam pucuk merah di lahan seluas 500 m2.

Saat ini dia memiliki total bibit dan indukan pucuk merah lebih dari 2.000 pohon. Herman mengaku bisa meraup omzet dari penjualan pucuk merah sekitar Rp 20 juta saban bulan.      

Tanaman pucuk merah merupakan salah satu tanaman hias yang cukup unik. Walaupun tidak memiliki bunga, tubuh tanaman ini ditumbuhi daun yang berwarna warni, mulai dari hijau dan merah. Nah daun berwarna merah inilah yang sering disangka bunga karena berada di sela-sela daun hijau.
Kombinasi warna inilah yang menjadikan pucuk merah digemari sebagai tanaman hias. Padahal jika ditelusuri, tanaman ini masuk dalam familia tanaman cengkih karena memiliki bentuk daun yang sama persis.

Keunikan lainnya adalah kemudahan menanam pucuk merah. Hampir seluruh wilayah Indonesia adalah tempat ideal bagi pucuk merah sebab tanaman ini suka tempat yang kaya sinar matahari. Tanaman ini dapat tumbuh di dalam pot atau tempat terbuka.

Ahmad Usman, petani yang membudidayakan pucuk merah selama dua tahun bilang, pucuk merah cepat tumbuh besar sehingga lebih baik ditanam berjajar dengan jarak jarak 50 cm- 100 cm. Nah bagi yang tidak memiliki lahan luas, mengakalinya dengan pot.

Merawat pucuk merah juga terbilang mudah. Jika ingin tetap ditempatkan di pot, tentu saja harus rajin dipangkas minimal 2 minggu sekali.  "Yang paling penting dalam perawatan adalah penyiraman dan mangkas. Pemangkasan bertujuan untuk mempertahankan keindahan supaya warna merah dan hijaunya merata, " kata Usman.

Jika sudah cukup tua, daun yang berwarna merah bisa memudar warnanya, dengan dipangkas akan menimbulkan tunas baru dengan warna yang lebih cantik. Asyiknya, saat memangkas pucuk merah, pelanggan dapat menyesuaikan dengan keinginan hati seperti bentuk  lingkaran, kerucut menyerupai pohon cemara, atau bentuk-bentuk lainnya.

Sementara itu, Herman Purnawan di BSD, Tangerang Selatan bilang, meski merawat pucuk merah tergolong mudah, antisipasi hama juga harus dilakukan. Selain menyiram sehari sekali dan pemberian pupuk dua bulan sekali, ia juga menggunakan suprasit.

Pasalnya meski pucuk merah terlihat sehat, ada juga pengganggu tanaman yang memakan daun, yaitu ulat coklat.  Maka itu pemeriksaan daun setiap sebulan sekali juga penting.

Selain ulat coklat, Herman bilang, hama yang biasa hinggap adalah gulma yang tumbuh di sekitar pucuk merah. Bahkan hama ini biasa tinggal di dalam polibag. Kalau sudah begitu, mau tidak mau pengendaliannnya dilakukan secara manual, yaitu mencabut semua gulma. 

Penyiangan dilakukan dengan rotasi dua minggu sekali atau tergantung pertumbuhan gulmanya. Cara kimia juga bisa dengan memberi sprayer herbisida.
Read more

Renyahnya bisnis ayam kremes

Bisnis kuliner olahan ayam masih menjanjikan, pasalnya sektor usaha ini banyak dilirik oleh pengusaha baru maupun lama. Maklum saja, daging ayam merupakan salah satu makanan yang banyak digemari.

Salah satu pengusaha kuliner yang menjajal usaha ini adalah Christina. Dia memulai usaha ini pada tahun 2012 lalu di Bekasi, Jawa Barat. Lantaran melihat potensi usaha kuliner masih akan cerah di tahun ini, sejak awal tahun 2014 lalu dia mulai membuka tawaran kemitraan usaha.
Saat ini dia sudah memiliki tiga mitra yang tersebar di Bekasi, Lippo Karawaci, dan Kebun Jeruk serta satu gerai pribadi di Bekasi. Meski nama merek usahanya identik dengan ayam, kedai makanan ini juga menjual menu lainnya seperti olahan bebek goreng, aneka menu ikan dan lainnya. Total menu yang dijual sekitar 30 menu.

Jika berminat bergabung, Ayam Kremes Galaxy menawarkan kemitraan dengan nilai investasi Rp 165 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah peralatan lengkap memasak, perlengkapan branding, bahan baku awal, pelatihan, desain interior dan perlengkapan tambahan lainnya.

Modal tersebut juga belum termasuk sewa tempat. Mitra harus menyiapkan tempat usaha dengan luas minimal 100 meter persegi (m2) dengan delapan orang karyawan. Christina tidak tidak mengutip biaya royalti pada mitra.

Laba bersih 20%
Hanya saja, mitra harus mengambil seluruh bahan baku dari pusat. Tujuannya, untuk menjaga kualitas produk dan rasa tetap sama di setiap gerainya. Harga jual menu mulai dari Rp 14.000 hingga Rp 28.000 per porsi. Mitra bisa meraup omzet mencapai Rp 75 juta per bulan.

Setelah dikurangi biaya bahan baku dan biaya operasional lainnya, keuntungan bersih yang didapatkan mitra sekitar 20%−25% dari omzet tiap bulan. Berdasarkan perhitungannya, mitra sudah bisa balik modal dalam waktu 14 bulan. Dengan catatan, mitra mempunyai lokasi yang strategis dan mengikuti saran manajemen dari pusat.

Kelebihan menu dari Ayam Kremes Galaxy ini menurut Christina adalah menggunakan racikan rahasia sehingga bumbunya meresap hingga ke dalam daging. Selain itu, mereka tidak menggunakan bahan pengawet sehingga semua bahan baku tetap baru dan aman untuk dikonsumsi.
Untuk tahun 2015, rencananya Ayam Kremes Galaxy bakal menambah tiga mitra baru. Salah satu lokasinya berada di Surabaya, Jawa Timur. Untuk mendapatkan mitra, dia mengaku banyak mengikuti pameran.

Konsultan Waralaba Proverb, Erwin Halim menilai, potensi usaha ayam kremes masih besar. Sistem kemitraan yang tidak mengenakan biaya royalti cenderung dilirik mitra. Untuk bisa eksis, pemilik usaha harus terus memperhatikan kualitas rasa produk dan memiliki keunikan dibanding produk lainnya.        


Ayam Kremes Galaxy           
Ruko Taman Galaxy Indah, Jl. Taman Galaxy, Bekasi Selatan, Bekasi.
Telp. 0878 8020 2933
Read more

Bisnis Ayam Penyet

Bisnis kuliner berbahan baku ayam masih berkibar. Salah satu merek usaha gerai ayam yang meramaikan sektor ini adalah Ayam Penyet Margo. Usaha asal Depok, Jawa Barat ini mulai beroperasi sejak 2010. Saat ini sudah ada empat gerai yang berdiri di Jabodetabek.

Agar usaha ini cepat berkembang, sejak empat bulan silam, manajemen Ayam Penyet Margo menawarkan kemitraan usaha kepada masyarakat. Abdul Mukti, Manager Operasional Ayam Penyet Margo bilang, gerai yang menyajikan ayam penyet sebagai menu utama belum terlalu banyak. “Ini cara kita agar terlihat berbeda dari gerai olahan ayam lainnya,” katanya.

Gerai ini juga menyediakan menu lain seperti bebek penyet. Meski masih terbilang anyar menawarkan kemitraan, tapi kini Ayam Penyet Margo telah memiliki empat mitra usaha di Jakarta.  
Jika berminat bergabung, Ayam Penyet Margo menyediakan dua paket kemitraan sebesar Rp 6,5 juta dan Rp 12,5 juta. Fasilitas untuk paket pertama adalah satu unit booth portable, perlengkapan memasak, bahan baku awal, perlengkapan branding dan perlengkapan tambahan lainnya.

Pada paket kedua, fasilitas yang didapat adalah satu unit booth permanen, perlengkapan memasak, perlengkapan branding, bahan baku awal dan perlengkapan tambahan lainnya. Untuk menjaga kualitas produk, Mukti mewajibkan seluruh mitra untuk mengambil bahan baku dari pusat.

Harga jual menu sekitar Rp 12.000 per porsi. Dengan target penjualan sekitar 25 potong ayam atau bebek tiap hari, mitra bisa mengantongi omzet sekitar Rp 300.000 per hari atau Rp 9 juta saban bulan. setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi keuntungan bersih yang didapatkan mitra sekitar 30% dari omzet tiap bulan.

Berdasarkan perhitungan Mukti, mitra sudah bisa balik modal sekitar enam bulan, dengan catatan lokasi gerai strategis. Mukti mengklaim, kelebihan produknya adalah bahan baku ayam yang tahan disimpan dalam freezer selama enam bulan. “Ini karena ayamnya kita ungkep,” jelasnya.
Ke depan, Ayam Penyet Margo bakal memperluas mitra ke luar Jakarta. Agar sistem distribusi dari pusat berjalan lancar, manajemen pusat akan membuat master franchise. 
Read more

Harumnya Bisnis Toilet Portabel


Asal ada keinginan dan kemauan yang kuat, jalan pasti terbuka. Andri Wibowo telah membuktikannya. Semua pengalaman yang terjadi sepanjang hidupnya berlandaskan pada tekad yang kuat dan kerja keras.

Andri sadar tak terlahir dari keluarga kaya. Namun, dia punya mimpi untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Selesai menyelesaikan S-1 dari Universitas Katolik Parahiyangan, pria asal Rembang, Jawa Tengah ini merantau ke ibukota. Sembari bekerja, dia juga melanjutkan S-2 di Universitas Trisakti.

Tak sampai di situ, Andri juga berhasil mewujudkan mimpinya kuliah di luar negeri dengan biaya sendiri, yakni di Universitas Leuven, Belgia. “Waktu itu, kuliah di Belgia murah, karena dibiayai oleh pemerintah,” kenang ayah tiga anak ini.

Namun, selepas menuntut ilmu di Belgia, dia tak langsung kembali ke tanah air. Andri mencoba peruntungannya di Tiongkok. Di sanalah, terbuka pemikiran Andri untuk punya usaha sendiri. “Saya tak ingin ikut orang lagi,” kata dia.

Lantas, pria 38 tahun ini  membuka restoran chinesse food. Sayang, usaha ini gagal dan memaksanya kembali bekerja di sebuah perusahaan kayu. Tapi, kegagalan ini tak melunturkan tekadnya menjadi pengusaha.  

Hingga pada akhir 2005, dia mencium peluang untuk memasok mesin pencacah sampah. Bersama rekan kerjanya, Tritan Saputra, Andri mendirikan PT Groen Indonesia. Dia menjual mesin pencacah sampah yang dibelinya dari produsen lokal. Salah satu konsumennya adalah Pemerintah Kota Surabaya.

Tak hanya mesin pencacah sampah, selanjutnya, pemkot juga memintanya ikut dalam tender pengadaan mesin penyapu jalan, truk pengangkut sampah, hingga toilet mobile. “Waktu itu, sekitar tahun 2007, kami masih memakai model toilet karavan,” kenang Andri.

Sebagai pedagang, tentu Andri ingin merambah pasar luas. Dus, dia memasang toilet karavan itu ke website. Bukannya menarik minat pembeli, justru banyak yang ingin menyewa toilet mobile tersebut. “Saat itu, tak ditanggapi, karena kami menjual, bukan menyewakan,” tegas dia. Namun, dari sini, Andri mencium ada celah untuk menyewakan toilet.

Dari sebuah pameran soal sampah yang terselenggara di Surabaya pada Juni 2010, Andri melihat produk toilet portabel. Andri tertarik dan bertanya soal bisnis sewa toilet di luar negeri. “Ternyata, di luar negeri banyak pemain di bisnis ini,” kata dia.

Tanpa ragu, menjelang akhir pameran, Andri membeli toilet portable yang dipamerkan perusahaan asal Singapura itu. Padahal, waktu itu, dia tak punya rencana apa pun. “Toilet itu hanya didiamkan saja di kantor, mau disewakan, kami juga belum tahu berapa harga yang dipatok,” cetus dia.  
Selain menjadi pebisnis, Andri juga mengajar di Universitas Ciputra. Kesempatan untuk menyewakan toilet datang, ketika universitas tersebut mengadakan wisuda pertama kali pada September 2010. Panitia ingin menyewa toilet tambahan, karena gedung yang bakal menampung 1.500-2.000 orang itu hanya punya dua toilet. Sadar ada peluang, Andri segera menawarkan jasa sewa toilet. Tak disangka, panitia butuh 10 toilet, sementara dia hanya punya satu. “Saya langsung impor dari Singapura,”  terang dia. .

Profesional
Bisnis sewa toilet yang baru dirintis ini tampaknya menjadi penopang roda bisnis Groen Indonesia. Sebab, pada 2010-2011 bisnis utama Groen vakum.  “Kami berhenti, karena para pesaing di tender pasang harga ngawur semua. Makin tidak jelas,” kenang dia.

Bermodal 10 toilet portable, Andri mulai percaya diri menawarkan jasa sewa toilet. Di antaranya, dia aktif menjajakan jasanya ke event organizer (EO).

Kualitas toilet dan pelayanan menjadi nilai lebih jasanya. Andri bilang, dia selalu memastikan toiletnya bersih dan kering. Maklum, dia adalah pendatang baru di bisnis ini. Hanya, menurutnya, pelaku lainnya, kurang menggarap bisnis sewa toilet secara profesional, baik dari kualitas, layanan dan promosi.

Andri adalah sosok pekerja keras. Dari Surabaya, dia memberanikan diri merangsek pasar Jakarta dan berhadapan dengan pemain lawas. Dia langsung berstrategi dengan mengambil segmen menengah atas. “Kami incar sewa toilet untuk artis, grup band, pejabat, menteri hingga presiden,” jelas dia.   
Namun, nyatanya, tak mudah menyakinkan konsumen. Terutama soal harga sewa toilet mencapai Rp 2 juta per unit. “Banderol harga ini hampir tiga kali lipat dibanding kompetitor. Kebanyakan tidak mau, karena ada yang murah,” tegas dia.

Dalam rangka menyakinkan  konsumen itulah, dia rela mendatangkan toiletnya bayar pada acara yang mendatangkan pendeta Budha dari Tibet di Jakarta. Dia meminjamkan toiletnya, sementara panitia menyewa dari kompetitor yang harganya lebih murah. “Toilet saya lebih ramai dipakai,” kata Andri yang selalu menyediakan 2 petugas pembersih toilet.  

Dari situlah, konsumen mengetahui jasa sewa toilet milik Andri benar-benar dikelola secara profesional. Pasar pun akhirnya datang mencarinya.  Usaha sewa toilet ini mulai berkembang akhir 2012. Melihat potensi sewa toilet makin besar, pada 30 April 2013, Andri memisahkan usaha ini dari Groen Indonesia dengan mendirikan PT Sewa Toilet Indonesia.

Ada beragam jenis toilet yang disewakan. Mulai dari toilet dengan dudukan biasa hingga toilet yang dilengkapi dengan shower. Toilet yang mewah ini menjadi langganan dari para artis, pejabat hingga presiden.  Pasarnya juga meluas. Jasa toilet ini melayani berbagai acara, mulai pernikahan, pemakaman, konser musik hingga latihan perang di pedalaman.  

Bukan cuma di Surabaya dan Jakarta, Andri juga melayani kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Dia punya 14 gudang di berbagai kota. Dengan 1.200 unit toilet portable, bisnis ini mampu meraup omzet ratusan juta setiap bulan.    

Bisnis harus menyenangkan
Andri Wibowo memang seorang pekerja keras. Buktinya, dia mau terjun ke bisnis toilet, yang mungkin masih dianggap jijik oleh sebagian orang. Namun, dengan keyakinan dan kemauannya untuk terus maju, boleh dibilang, suami   Veronica Sitolang ini mampu menguasai pasar jasa sewa toilet di negeri ini.  

Salah satu kunci sukses Andri sebagai pengusaha karena dia memegang teguh prinsip bahwa bisnis itu harus dijalani dengan senang. “Bisnis itu harus fun, jangan cuma memikirkan untungnya berapa,” terang dia.

Dengan menyenangi bidang yang menjadi bisnisnya, orang akan makin tertantang untuk mencari seluk-beluk bidang tersebut. “Dulu, saya tak tahu sama sekali soal mobil penyapu jalan. Tapi, karena saya senang menjalani bisnis ini, saya cari tahu segala hal yang berkaitan dengan itu,” kata Andri.
Bahkan, setelah sempat vakum hingga 2011, Andri berhasil membangkitkan kembali bisnis Groen Indonesia, setelah bisa berhubungan langsung dengan produsen dari Skotlandia. “Mulai tahun 2012, kita full speed,” seru dia.

Mengawali bisnis dari mesin pencacah sampah, jalur bisnis Andri tampaknya juga tak jauh dari bidang kebersihan. Ke depan, dia berniat untuk membangun bisnis kontraktor kebersihan untuk skala perkotaan. Kegiatan yang dilakukan, seperti pembersihan jalan atau coretan-coretan di dinding. “Kami lagi menunggu deal untuk bisnis ini. Mungkin pertengahan Desember sudah ada keputusan,” kata Andri.

Untuk bisnis jasa sewa toilet, dia pasang target memiliki 10.000 unit toilet portabel. Dia optimistis bisnis jasa sewa toiletnya bakal maju, meski pemain baru mulai bermunculan. “Saya anggap bisnis ini adu inovasi dan kreativitas. Itu yang membedakan kami dengan kompetitor,” ujar dia.         
Read more

Manisnya budidaya buah naga kuning

Melihat buah naga warna merah dan putih sudah bukan lagi hal baru. Tapi, beberapa tahun terakhir, ada varian lain dari buah yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah ini. Yakni, buah naga kuning.

Bukan hanya warnanya yang berbeda. Bentuk buah naga kuning ini juga beda dari jenis buah naga merah atau putih. Kulit buah naga kuning mengeluarkan duri menyerupai kaktus. Meski begitu, rasa buah ini lebih manis dan segar bila dibandingkan dua jenis lainnya.

Namun, dari sisi kesehatan, manfaatnya sama dengan jenis lainnya. Yakni, dapat menurunkan kolesterol, menetralisir racun, mencegah kanker, dan lainnya. Lantaran bentuknya unik dan rasanya lebih manis, belakangan banyak orang membudidayakan naga kuning. Salah satunya adalah Soerjanto Hadiwin asal Mojokerto, Jawa Timur.

Ia sudah membudidayakan buah naga kuning sejak tahun 2013 lalu. Soerjanto mempunyai dua lokasi budidaya di Mojokerto dan Prigen, Jawa timur. Saat ini, ia sudah memiliki sekitar 500 pohon buah naga kuning. "Buah naga jenis ini masih jarang dibudidayakan," katanya pada KONTAN.
Makanya, tak heran bila harga jual buah ini cukup mahal. Soerjanto membanderol harga buah naga kuningnya Rp 200.000 per kilogram (kg). Bandingkan dengan buah naga merah yang hanya sekitar Rp 20.000 per kg.

Sekali panen, Soerjanto bisa memetik 20 kg buah naga kuning, dengan omzet sekitar Rp 4 juta. Sedangkan keuntungannya sekitar 80% dari omzet. Soerjanto mengaku, saat panen kedua jumlah panennya lebih banyak. "Kalau panen pertama memang masih sedikit," tambahnya.
Seluruh hasil panen didistribusikan ke ritel modern. Pembudidaya lainnya adalah Agus Rhoma asal Malang, Jawa Timur. Agus sudah mengembangkan perkebunan buah naga sejak tujuh tahun lalu. Jenis buah naga yang ia kembangkan adalah buah naga merah, buah naga super red hybrid, dan buah naga kuning.

Khusus buah naga kuning, ia baru membudidayakannya sekitar lima tahun lalu. Di bawah bendera CV Naga Jaya Makmur, Agus mengembangkan naga kuning ini mulai dari pembibitan hingga buah di lahan 3 hektare (ha). Dari lahan itu, seluas 0,5 ha khusus buah naga kuning.

Lahan itu bisa menghasilkan 2.000 buah naga kuning yang masa panennya sekitar satu tahun sampai dua tahun. "Setiap pohon bisa menghasilkan 2 kg-3 kg," ujar Agus. Ia memasok hasil panen ke sejumlah supermarket di sekitar Malang. Harga jualnya  berkisar Rp 75.000–Rp 100.000 per kg.
Dalam sebulan, Agus bisa menjual 400 kg buah naga kuning, dengan omzet Rp 30 juta per bulan. Keuntungan bersihnya 70%–80% dari omzet.               

Buah naga kuning terbilang cukup jarang dibudidayakan di Indonesia. Maklum saja, tanaman asal Meksiko, Amerika Tengah, ini memang baru beberapa tahun belakangan ini mulai populer. Meski begitu, cara budidaya terbilang cukup sederhana.

Soerjanto Hadiwin, pembudidaya buah naga kuning asal Mojokerto, Jawa Timur ini menjelaskan, tanaman ini dapat dikembangkan dengan cara disambung. Agar pohon bisa kuat dan bertahan lama, sebaiknya batang buah naga kuning disambung dengan tanaman buah naga putih yang digunakan sebagai akarnya. “Kalau tidak disambung juga bisa tapi tanaman akan cepat mati dan rentan penyakit,” katanya.  

Agar pembiakan menghasilkan tumbuhan yang sempurna, sebaiknya menggunakan pohon buah naga yang sudah tua dan yang sudah pernah berbuah. Sedangkan, untuk batang buah naga kuning juga dipilih yang sudah pernah berbuah.

Untuk media tanam dapat menggunakan campuran tanah dengan pupuk organik yang terbuat dari kotoran kambing dengan komposisi 1:1. Tanaman ini juga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Perawatan tanaman ini cukup mudah karena hanya perlu disiram selama satu minggu atau dua minggu sekali saat musim kemarau. Saat musim penghujan, tanaman tidak perlu disiram lagi. Sedangkan pemupukan dapat dilakukan enam bulan sekali menggunakan pupuk organik.
Tanaman ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun untuk dapat berbuah. Pada panen pertama biasanya jumlah buah dalam satu pohon hanya sedikit.

Agus Rhima, pembudidaya buah naga kuning asal Malang mengatakan, yang membedakan buah naga merah dan kuning adalah jumlah buah yang dihasilkan. Tanaman buah naga kuning menghasilkan lebih sedikit daripada buah naga merah. Selain itu, ukuran buah naga kuning juga lebih kecil ketimbang buah naga merah.

Agus menjelaskan, cara budidaya lainnya adalah dengan cara pembibitan. Sebelum ditanami, lahan harus bersih dari gulma dan rumput liar. Lalu, siapkan media tanam berupa campuran pasir, kompos, tanah gembur, sekam dengan perbandingan 2:3:2:1. Selanjutnya, media tanam tersebut dilubangi dengan kedalaman sekitar 40 cm.

Setelah itu, buat tiang dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 m yang nantinya akan ditancapkan di setiap lubang dengan kedalaman minimal 10 cm. Lalu, masukkan media tanam ke dalam lubang hingga penuh. Baru bibit ditanam di setiap lubang.  Agus menyarankan agar tanaman tidak busuk ketika musim hujan, sebaiknya perbaiki ph tanah dengan cara pengapuran di permukaan tanah.
Read more

Hotel Bintang di Solo


NoNama HotelAlamatTelepon (0271)KelasJumlah KamarFasilitasTarif  Kamar Permalam (Rp)
1RiyadiPalaceJl.Slamet Riyadi No. 335, Solo717181Bintang 356AC456.000-900.000
2IndahPalaceJl. Veteran No. 284, Solo711011Bintang 342AC372.000 – 659.000
3Ibis HotelJl. Gajah Mada No. 23, Solo724555Bintang 3152AC545.000-620.000
4OrangeJl. Monginsidi No. 01, Solo661166Bintang 3116AC208.000-1.220.000
5Hotel AmareloKemlayan, Serengan, Solo669999Bintang 394AC700.000-1.200.000
6Grand OrchidJl. Gajah Mada No. 29, Solo731888Bintang 2118AC310.000 -2.500.000
7Kusuma Kartika sariJl. Ir.Sutami No. 63, Solo656861Bintang 2     71AC175.000-250.000
8LampionJl. dr. Rajiman No. 299, Solo7654888Bintang 2     85AC290.000-320.000
9Grand Setya KawanJl. Jend. Ahmad Yani, No. 290, Solo718989Bintang 2     61AC 230.000-450.000
10DanaJl. Slamet Riyadi No. 286, Solo717976Bintang 2    48AC415.000-1.250.000
11Fave HotelJl. Adi Sucipto No. 60, Solo719222Bintang  2   194AC   410.000
12BintangJl. Ir. Sutami No. 104 648737Bintang 1     95AC 146.000-300.000
13Graha Indah BaruJl. dr.Setiabudi No.  39, Solo714755Bintang 1    22AC120.000-140.000
14Indah JayaJl. Hasanudin No. 116-118, Solo717445Bintang 1    42AC245.000-500.000
15SanastriJl. Sutawijaya No. 45, Solo715200Bintang 1  37AC/FAN150.000-300.000
16Wisata IndahJl. Slamet Riyadi No.173,  Solo646770Bintang 1 38AC200.000-300.000
17De Solo HotelJl. dr. Sutomo, Solo714887Bintang 1 35AC350.000-650.000
18Hotel AzizaJl. Kapten Mulyadi No. 115, Solo7890312Bintang 1 93AC630.000-1.058.000
19Hotel Loh JinawaiJl. Hasanudin No. 13C, Solo7892121Bintang71AC
20Move Megaland HotelJl. Slamet Riyadi No. 351, Solo725252Bintang77AC
21Sarila HotelJl. Kalilarangan No. 101, Solo639699Bintang49
22Hotel AstonJl. Slamet Riyadi No. 377, Solo7882000Bintang
23Hotel Sala ViewJl. Slamet Riyadi No. 450, Solo718388Bintang11AC
Read more

Hangatnya Budidaya Cengkeh


Sejak dulu Indonesia terkenal sebagai negara penghasil rempah-rempah dunia. Salah satu jenis rempah Indonesia yang sudah sangat kesohor di dunia adalah cengkeh. Sampai saat ini, cengkeh masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia.

Tak heran, bila di negara beriklim tropis ini banyak ditemukan pembudidaya cengkeh. Alhasil, permintaan bibit cengkeh pun tinggi di pasaran. Ini juga yang mendorong banyak orang tertarik mengembangkan bibit cengkeh buat dijual.

Salah satunya adalah Lahar Mahdi, seorang pengembang bibit cengkeh asal Purworejo, Jawa Tengah. Mahdi telah mengembangkan bibit cengkeh sejak sembilan tahun lalu.
Selain fokus mengembangkan bibit, sebagian ada yang juga yang dikembangkannya hingga menghasilkan buah buat dijual ke pasar.

Saat ini, Mahdi memiliki 70.000–100.000 polibag bibit, dengan tinggi batang mulai 20 sentimeter (cm)–100 cm. Ada pun harga jualnya mulai Rp 2.500–Rp 15.000 per polibag.

Mayoritas konsumen Mahdi adalah para petani cengkeh. Satu petani biasanya membeli 50 polibag–100 polibag cengkeh. "Kalau lagi banyak bisa antara 2.000 batang–5.000 batang cengkeh," ujarnya pada KONTAN.

Dalam sebulan, Mahdi bisa menjual sebanyak 5.000 bibit–10.000 bibit cengkeh. Apalagi bila memasuki musim hujan seperti sekarang ini. "Cengkeh itu kalau musim hujan laku. Kami bisa jual sampai 20.000 polibag dalam sebulan," kata Mahdi.

Dari penjualan itu, Mahdi dapat meraup omzet Rp 100 juta per bulan. Laba bersihnya sekitar 40% dari omzet. Mahdi fokus memasarkan bibit cengkehnya lewat toko online dengan alamat website www.majuberkah.com. Lewat toko online itu, ia berhasil menjangkau konsumen dari berbagai daerah.

Menurut Mahdi, berkebun cengkeh tergolong investasi yang cukup menjanjikan. "Harga cengkeh kering masih mahal dan permintaan pasar juga masih tinggi," jelasnya.
Makanya, permintaan bibit cengkeh tak pernah sepi. Pengembang bibit cengkeh lainnya adalah Muridun Kurnianto asal Depok, Jawa Barat.

Dia mengaku sudah mengembangkan cengkeh sejak tiga tahun lalu. Ia melakukan proses pembibitan dari biji hingga tanaman cengkeh muda. Saat ini, dia mempunyai sekitar 500 polibag bibit cengkeh. “Saya memang tidak banyak kalau membibitkan, nanti kalau pesanan banyak, saya bisa pinjam milik teman,” jelasnya.

Kebanyakan pelanggan dari sekitar Depok, Jakarta, dan Bogor. Mudirun membanderol harga bibit cengkeh sekitar Rp 15.000 per polibag ukuran tinggi 40 cm. Dalam sebulan, ia bisa menjual 200 polibag– 500 polibag, dengan omzet Rp 3 juta.        

Cara membudidayakan tanaman cengkeh bisa dikatakan cukup mudah. Lahar Mahdi, pembudidaya cengkeh asal Purworejo, Jawa Timur menjelaskan, untuk membudidayakan tanaman ini cukup menyediakan biji cengkeh, air, dan pupuk. Tentunya, juga harus menyediakan polibag sebagai media tanam dan tanah yang sudah digemburkan. Tanah yang cocok untuk budidayakan jenis rempah ini adalah tanah latosol dan andosol.

Pertama, kulit biji cengkeh harus dikupas terlebih dahulu. Setelah pengupasan, benih direndam dalam air selama kurang lebih 24 jam hingga menjadi lembab lalu cuci benih dengan air bersih sambil digosok.

Pembibitan cengkeh bisa dilakukan dengan membuat bedengan dengan lebar sekitar 1 meter (m)−1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan. Bedengan tersebut dibatasi saluran air atau parit sedalam 20 cm dengan lebar 30 cm−50 cm. Hal ini bertujuan untuk menghindari genangan air dan memudahkan pemeliharaan.

Setelah kecambah tumbuh, barulah disemai dalam polibag yang sudah diisi campuran tanah dengan pupuk kompos. Mahdi bilang, perawatan dilakukan dengan cara penyiraman rutin setiap hari dan penyemprotan dengan pestisida agar tanaman terhindar dari serangan ulat dan hama. "Pemupukan sebaiknya tiap 2 bulan sampai 3 bulan sekali," kata dia.

Mudirun Kurnianto, pembudidaya tanaman cengkeh asal Depok, Jawa Barat menambahkan, agar menghasilkan bibit tanaman yang berkualitas dan tahan lama, sebaiknya pembudidaya menggunakan biji dari pohon cengkeh yang usianya 25 tahun.

Sebelum biji disemai baiknya dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup menggunakan plastik. Tujuannya, agar bisa dapat berkecambah. Setelah itu baru disemai dalam polibag yang berisi campuran pupuk kompos dengan tanah, Komposisinya 1:1.

Saat tinggi tanaman sekitar 20 cm hingga 30 cm, tanaman cengkeh siap dipindahkan ke polibag yang lebih besar agar perkembangan bisa lebih maksimal.

Untuk perawatannya cukup mudah karena cengkeh tidak membutuhkan tanah yang terlalu lembab. Jadi saat musim hujan, tanaman ini tidak perlu disiram. Tetapi saat musim kemarau penyiraman dapat dilakukan satu minggu sekali, agar tanaman mendapatkan cukup asupan air.

Agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan baik, selain dipupuk sekitar sebulan sekali menggunakan pupuk kimia, namun untuk menghindari serangan hama dan jamur, ada baiknya tanaman ini diperiksa setiap hari. Bila ada jamur, Muridun biasanya melakukan penyemprotan menggunakan sabun yang dicampur dengan air. n

Read more

Bakpia Patuk 75


Pabrik dan Outlet
Jl. AIP KS Tubun No. 75.
0274 - 563 903
Read more

Sedapnya laba budidaya daun bawang


Daun bawang  (Allium fistulosum L. N) termasuk jenis sayuran yang populer di negeri ini. Kegunaannya banyak dipakai sebagai bahan pelengkap sebuah masakan. Di samping itu, daun bawang juga sering dipakai buat pengobatan suatu penyakit. Dari segi kesehatan, jenis sayuran dari kelompok bawang ini dipercaya mampu peningkatan kesehatan kulit, rambut, dan pencernaan.
Karena kegunaannya tersebut, permintaan daun bawang di masyarakat terus meningkat. Salah satu petani yang menekuni usaha budidaya daun bawang adalah Paulus Wiliam di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

Ia sudah menanam daun bawang sejak tahun 2009 lalu. Paulus membudidayakan daun bawang di lahan seluas dua hektare (ha). Lahan pertanian ini memang cocok buat  mengembangkan sayuran karena berada di daerah dataran tinggi, yakni 900 meter di atas permukaan laut.

Dari lahan dua ha tersebut, yang ditanamai daun bawang hanya 0,5 ha. Selebihnya ditanami sayuran lain. Paulus mengaku tertarik menanam daun bawang karena permintaannya tinggi. Selain itu, panen daun bawang juga cepat. Tanaman ini sudah bisa dipanen dalam waktu 2,5 bulan sejak ditanam.
Kata Paulus, lahan 0,5 ha itu bisa menghasilkan 5 ton daun bawang sekali panen. "Jika tidak ada hama bisa sampai 6,5 ton," katanya. Karena permintaannya tinggi, ia mengaku hasil panennya selalu habis diserap pasar. Paulus menjual daun bawang per bal. Satu bal terdiri dari 10 ikat yang dihargai Rp 12.000.

Sekali panen ia bisa mengantongi omzet Rp 25 juta. Selain dari hasil panen sendiri, omnzet itu didapat dari jual beli daun bawang. Maklum, selain petani, Paulus juga pedagang pengumpul (pengepul). Ia memasarkan daun bawangnya ke berbagai daerah di Indonesia timur.

Petani lain yang membudidayakan tanaman ini adalah Setiawan, asal Lamongan, Jawa Timur. Ia sudah membudidayakan tanaman ini sejak 2008. Menurutnya , budidyaa daun bawang sangat mudah dan menguntungkan. "Permintaannya lumayan banyak," katanya.

Ia hanya mengembangkan daun bawang di lahan seluas 500 meter persegi (m²). Modal buat menanam daun bawang hanya habis Rp 500.000 buat membeli bibit. Biaya perawatan juga murah karena tidak memerlukan pupuk dalam jumlah banyak.

Sementara hasilnya bisa mencapai jutaan rupiah sekali panen. Dalam setahun ia bisa enam kali panen. Sekali panen bisa menghasilkan sekitar dua mobil bak terbuka, atau jika ditimbang bisa mencapai 100 kilogram (kg)–150 kg.  Setiap 1 kg dihargai hingga Rp 13.000. "Omzet setiap panen mencapai  Rp 2 juta," ujarnya.   

Rajin Memupuk

Budidaya daun bawang cukup prospektif dari segi bisnis. Paulus William, petani daun bawang asal Minahasa Selatan, Sulawesi, mengatakan, hasil panen daun bawang cukup cepat diserap pasar. Bahkan,  para tengkulak kerap datang ke kebunnya dan langsung membayar di tempat secara tunai.
Penanaman daun bawang juga tak rumit. Paulus bercerita,  proses penanaman, benih bawang daun berasal dari biji atau bisa juga dari tunas anakan (stek tunas). Paulus menggunakan stek tunas agar bisa menikmati masa panen lebih cepat dibanding benih dari bibit.

Biasanya untuk lahan sekitar 0,5 hektare (ha), Paulus memerlukan sekitar 150.000 stek yang langsung siap tanam ke lahan. Namun,  sebelumnya, lahan sudaj harus dilubangi sekitar 10 cm−30 cm.

Selanjutnya, bibit hanya tinggal diberi pupuk dan disiram. Penyiraman intens harus dilakukan pada musim kemarau. Sementara pada musim hujan, gulma yang tumbuh di lahan  juga harus disiangi. "Untuk pupuk saya pakai pupuk kandang. Pupuknya diberikan saat tanaman berusia sebulan, " kata dia memberi tips.

Serangan hama ulat biasanya datang dari Spodoptera exigua atau S. litura. Efek dari serangan ulat ini membuat hasil panen tidak bagus seperti di permukaan daun bawang menjadi banyak lubang dan tidak laku untuk dijual.

Untuk mengantisipasi itu, biasanya Paulus memberi semprotan insektisida. Sekitar umur 2,5 bulan, daun bawang sudah layak dipanen. Lahan seluas 1 ha mampu menghasilkan 100 kuintal daun bawang segar.

Setiawan, pembudidaya daun bawang lain yang  sudah membudidayakan tanaman ini selama 6 tahun, menjelaskan, tanaman ini hanya cocok di tanam di tanah dengan kadar pH 5,6–6,5 dan di ketinggian 0-400 mdpl serta suhu sekitar 25C-32C.

Jika menanam daun bawang pada musim kemarau, jarak tiap bibit diusahakan sekitar 15cmx15 cm. Sedang pada musim hujan jaraknya sekitar 20cmx15cm. Cara menanamnya juga terbilang mudah. Setiawan biasanya merendam dulu bibit dalam larutan NASA dan air, lalu ditaburkan GLIO secara merata pada umbi bibit bawang yang telah direndam.

Selanjutnya simpan selama dua hari sebelum tanam. Setelah itu seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Sementara untuk perawatannya, Setiawan mengaku tidak membutuhkan banyak biaya tiap bulannya. Biasa-nya pada usia dua minggu, daun bawang mulai diberi pupuk urea secukupnya.

Lalu pada usia empat minggu, tanaman daun bawang  harus diberi pupuk urea lebih banyak dari sebelumnya. Sementara, untuk penyiraman selayaknya dilakukan rutin setiap hari, dengan jumlah air secukupnya.   
Read more

Budidaya lobster air tawar


Permintaan lobster air tawar kini kembali meningkat, setelah beberapa tahun silam sempat meredup. Tidak hanya digunakan sebagai hewan hias di akuarium, namun lobster air tawar kini juga makin dicari untuk dikonsumsi. Rasanya yang jauh lebih gurih ketimbang lobster air laut menjadi salah satu pemicunya.

Udang raksasa ini juga mengandung residu yodium lebih rendah. Jenis lobster air tawar sangat beragam, namun yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis lobster Cherax quadricarinatus atau dikenal dengan redclaw atau crayfish. Habitat asli hewan ini berasal dari Australia.

Permintaan lobster air tawar di dalam negeri masih  cukup besar, apalagi kini lobster air tawar sudah makin populer di kalangan para pecinta makanan laut. Emil Hardi, pembudidaya lobster air tawar asal Medan, Sumatra Utara, mengatakan, harga jual lobster air tawar lebih tinggi dibanding dengan  komoditas air tawar lain.

Saat ini harga lobster air tawar ukuran 100 gram sekitar Rp 150.000 per kilogram (kg). Emil membudidayakan lobster di lahan seluas dua hektare (ha). Menurut pria yang sudah membudidayakan lobster air tawar selama tujuh tahun ini, pada dua tahun terakhir, permintaan lobster air tawar terus meningkat.

Emil baru bisa memenuhi permintaan lobster air tawar untuk kawasan Sumatra Utara. Seminggu sekali, dia memasok lobster ke restoran, hotel, dan kafe. Dia juga bekerjasama dengan peternak lobster lain untuk memenuhi permintaan.

Panen lobster air tawar dilakukan setiap enam bulan sekali. Kolam seluas 1 meter (m) x 1 m dapat menghasilkan sekitar 1 kg lobster. Emil mengaku bisa mendapatkan hasil 2 ton lobster dalam sekali panen. Dengan harga jual Rp 150.000 per kg, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 50 juta per bulan dengan margin keuntungan hingga 100%.

Dia relatif tidak mengeluarkan pengeluaran untuk pakan lobster. Emil bilang, lobster yang dia budidayakan diberi pakan keong yang dia ambil dari sawah. Selain itu, sisa jeroan dan usus perut ayam yang tidak bisa dijual juga dia gunakan untuk pakan lobster. "Paling saya hanya beri pelet beberapa kali saja untuk variasi," kata Emil.

Rony Irawan, pembudidaya lobster air tawar lainnya asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengatakan, harga jual lobster di Kalimantan berkisar Rp 135.000 per kg. Dengan memiliki lahan hampir 1 ha, Rony bisa memperoleh sekitar 1.600 kg lobster sekali panen. Omzet yang bisa dia raih sekitar Rp 35 juta per bulan.

Dengan produksi sebesar itu, Rony mengaku, sampai sekarang dia masih kesulitan memenuhi semua permintaan dari restoran dan hotel yang membeludak.             

Pakan dan Oksigen

Budidaya lobster air tawar kini semakin menjanjikan seiring terus meningkatnya permintaan di pasaran. Di Indonesia, budidaya lobster air tawar sudah mulai dikenal sejak tahun 1990-an.
Namun, saat itu baru sebatas diburu para penggemar ikan hias. Nah, belakangan ini lobster banyak dicari buat konsumsi. Tak pelak, usaha budidaya lobster air tawar pun merebak.

Terlebih iklim Indonesia juga mendukung buat budidaya lobster ini. Di negara asalnya, Australia, lobster ini hanya panen sekali setahun. Sedangkan di Indonesia bisa dua kali setahun. Negara beriklim tropis seperti Indonesia cocok buat lobster  ini karena tidak mengenal musim dingin.
Emil Hardi, pembudidaya lobster air tawar dari Medan,  mengaku, awalnya hanya budidaya dalam skala rumah tangga saja. Namun, budidaya skala kecil tidak ekonomis karena biaya operasionalnya menjadi besar.

Mempertimbangkan itu, ia pun membesarkan skala usahanya. Ditambah permintaan lobster ini terus meningkat. Saat ini, Emil membudidayakan lobster air tawar di lahan seluas 2 hektare (ha).
Menurutnya, budidaya lobster harus di kolam tanah, bukan di plastik. "Lobster ini suka di bebatuan dan lumpur," ujarnya. Menurutnya, tanah merupakan habitat asli lobster ini. Sebenarnya bisa saja di kolam plastik, tapi pertumbuhannya lebih lambat.

Dari sejak pembibitan hingga panen dibutuhkan waktu enam bulan. Memang dibutuhkan waktu agak lama untuk pembesaran. Untuk mendapatkan hasil maksimal, idealnya setiap satu meter lahan kolam menampung sekitar 10 ekor lobster.

Tujuannya agar lobster tidak terlalu sesak. Selain itu, untuk pembesaran pilih lobster jantan saja, karena lebih cepat tumbuhnya dibandingkan betina. Nah, untuk perawatannya sebenarnya mudah. Dengan kapasitas produksi 10 ton sekali panen, ia mengaku hanya mengeluarkan sedikit biaya buat pakan dan perawatan.

Untuk pakan diberikan pagi dan sore hari. Sebaiknya jangan berikan pakan berlebihan agar lobster tumbuh sempurna dan bongsor.  Selain itu, penting diperhatikan suplai oksigen dengan menambahkan pompa yang berfungsi menjaga keasaman air.

Rony Irawan, pembudidaya   asal Banjarmasin, Kalimantan Timur menambahkan,  lobster air tawar butuh kandungan oksigen terlarut berukuran di atas 4 parts per million (ppm). Sementara, suhu air sekitar  25 derajat-29 derajat Celcius. Kadar oksigen dan suhu air harus diperhatikan karena mempengaruhi daya tahan lobster.

Derajat keasaman (pH) juga mempengaruhi tumbuh kembang lobster. Lobster ini biasanya hidup di perairan dengan pH di kisaran tujuh sampai sembilan.    
Read more

Bisnis Game Online, Penghasilannya Tak Sekedar Main Main

Game online punya banyak penggemar di Indonesia. Selain game asing, banyak juga game lokal karya anak muda Indonesia yang  sukses di pasaran. Salah satu developer game lokal adalah Anton Soeharyo di Jakarta. Mengusung nama perusahaan Touchten, Anton sukses memproduksi 20 game dengan 10 juta orang pengguna.

Di antara game buatannya adalah Shushi Chain, Ramen Chain, Infinite Sky, Teka Teki Saku, Amazing Cupid, Train Legend, Fun Toilet Game. Touchten berdiri  tahun 2009. Anton sebenarnya iseng-iseng saja memulai bisnisnya. Kebetulan ia juga hobi bermain game. 

"Awalnya saya iseng menginvestasikan uang jajan dari orang tua saat kuliah untuk buat game platform IOS iPhone," ujar sarjana hubungan international lulusan dari universitas di Jepang ini.
Ia sengaja membuat game berbasis  IOS iPhone karena ponsel pintar itu baru banyak peminatnya di seluruh dunia. Lantaran iseng, awalnya hanya membuat game di apps store. Lantaran tidak pernah mengenyam pendidikan komputer, awalnya Anton berpikir mustahil bisa membuat game.

"Tapi setelah saya geluti dan seriusi, pekerjaan ini menjadi gampang dan menyenangkan dengan memahami training dan tools-nya," ujarnya. Anton mengaku, bangga menjadi developer gim. Sebab, banyak karya gimnya disukai orang dan membuat mereka senang dengan permainan tersebut.  

Untuk membesarkan usahanya, Anton juga melibatkan adik dan sepupunya. Kebetulan saudaranya ini memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer. Dengan bergabungnya mereka, kini Touchten semakin produktif membuat game-game terbaru.

Menurut Anton, proses pembuatan sebuah game bisa menghabiskan waktu sekitar tiga sampai dengan enam bulan. Proses awalnya dengan membentuk sebuah tim yang bertugas melakukan game pitching day atau pengembangan ide. Masing-masing anggota tim menyatukan ide tentang game yang akan dibuat.

Inspirasinya bisa datang dari game yang sudah pernah dimainkan.  Namun tema, grafis, dan avatarnya  diubah sesuai keinginan mereka. Setelah menemukan ide, prosesnya dilanjutkan ke tim programer dan grafis. "Kami memiliki dua orang programer dan dua orang grafis," jelansya.

Programer bertugas membuat prototipe game, sementara tim grafis membuat konsep. Setelah itu game memasuki tahap pembuatan (develope). Total biaya pembuatan satu game ini rata-rata tidak lebih dari US$ 20.000. Nah, setelah game itu selesai dibuat, barulah Anton memasarkannya di apps store IOS dan playstore Google.

Menurut Anton, tahapan tersulit dan dalam bisnis game online ini adalah kegiatan marketingnya. Soalnya, kompetitor bisnis ini sangat ketat. Setiap hari puluhan ribu game baru muncul. “Butuh usaha lebih bagaimana developer game memasarkan supaya bisa menjadi nomor satu dan bisa menonjol dibanding game lain," ujarnya.

Anton mengaku, bisa mengantongi omzet dari satu gim sebesar US$ 10.000 per bulan. Ada pun total omzetnya sekitar US$ 200.000 atau lebih dari Rp 2 miliar per bulan.
Read more

Wirapedia

Wirapedia adalah blog yang mempromosikan UKM di Solo dan sekitarnya.

youtube