Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Hangatnya Budidaya Cengkeh


Sejak dulu Indonesia terkenal sebagai negara penghasil rempah-rempah dunia. Salah satu jenis rempah Indonesia yang sudah sangat kesohor di dunia adalah cengkeh. Sampai saat ini, cengkeh masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia.

Tak heran, bila di negara beriklim tropis ini banyak ditemukan pembudidaya cengkeh. Alhasil, permintaan bibit cengkeh pun tinggi di pasaran. Ini juga yang mendorong banyak orang tertarik mengembangkan bibit cengkeh buat dijual.

Salah satunya adalah Lahar Mahdi, seorang pengembang bibit cengkeh asal Purworejo, Jawa Tengah. Mahdi telah mengembangkan bibit cengkeh sejak sembilan tahun lalu.
Selain fokus mengembangkan bibit, sebagian ada yang juga yang dikembangkannya hingga menghasilkan buah buat dijual ke pasar.

Saat ini, Mahdi memiliki 70.000–100.000 polibag bibit, dengan tinggi batang mulai 20 sentimeter (cm)–100 cm. Ada pun harga jualnya mulai Rp 2.500–Rp 15.000 per polibag.

Mayoritas konsumen Mahdi adalah para petani cengkeh. Satu petani biasanya membeli 50 polibag–100 polibag cengkeh. "Kalau lagi banyak bisa antara 2.000 batang–5.000 batang cengkeh," ujarnya pada KONTAN.

Dalam sebulan, Mahdi bisa menjual sebanyak 5.000 bibit–10.000 bibit cengkeh. Apalagi bila memasuki musim hujan seperti sekarang ini. "Cengkeh itu kalau musim hujan laku. Kami bisa jual sampai 20.000 polibag dalam sebulan," kata Mahdi.

Dari penjualan itu, Mahdi dapat meraup omzet Rp 100 juta per bulan. Laba bersihnya sekitar 40% dari omzet. Mahdi fokus memasarkan bibit cengkehnya lewat toko online dengan alamat website www.majuberkah.com. Lewat toko online itu, ia berhasil menjangkau konsumen dari berbagai daerah.

Menurut Mahdi, berkebun cengkeh tergolong investasi yang cukup menjanjikan. "Harga cengkeh kering masih mahal dan permintaan pasar juga masih tinggi," jelasnya.
Makanya, permintaan bibit cengkeh tak pernah sepi. Pengembang bibit cengkeh lainnya adalah Muridun Kurnianto asal Depok, Jawa Barat.

Dia mengaku sudah mengembangkan cengkeh sejak tiga tahun lalu. Ia melakukan proses pembibitan dari biji hingga tanaman cengkeh muda. Saat ini, dia mempunyai sekitar 500 polibag bibit cengkeh. “Saya memang tidak banyak kalau membibitkan, nanti kalau pesanan banyak, saya bisa pinjam milik teman,” jelasnya.

Kebanyakan pelanggan dari sekitar Depok, Jakarta, dan Bogor. Mudirun membanderol harga bibit cengkeh sekitar Rp 15.000 per polibag ukuran tinggi 40 cm. Dalam sebulan, ia bisa menjual 200 polibag– 500 polibag, dengan omzet Rp 3 juta.        

Cara membudidayakan tanaman cengkeh bisa dikatakan cukup mudah. Lahar Mahdi, pembudidaya cengkeh asal Purworejo, Jawa Timur menjelaskan, untuk membudidayakan tanaman ini cukup menyediakan biji cengkeh, air, dan pupuk. Tentunya, juga harus menyediakan polibag sebagai media tanam dan tanah yang sudah digemburkan. Tanah yang cocok untuk budidayakan jenis rempah ini adalah tanah latosol dan andosol.

Pertama, kulit biji cengkeh harus dikupas terlebih dahulu. Setelah pengupasan, benih direndam dalam air selama kurang lebih 24 jam hingga menjadi lembab lalu cuci benih dengan air bersih sambil digosok.

Pembibitan cengkeh bisa dilakukan dengan membuat bedengan dengan lebar sekitar 1 meter (m)−1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan. Bedengan tersebut dibatasi saluran air atau parit sedalam 20 cm dengan lebar 30 cm−50 cm. Hal ini bertujuan untuk menghindari genangan air dan memudahkan pemeliharaan.

Setelah kecambah tumbuh, barulah disemai dalam polibag yang sudah diisi campuran tanah dengan pupuk kompos. Mahdi bilang, perawatan dilakukan dengan cara penyiraman rutin setiap hari dan penyemprotan dengan pestisida agar tanaman terhindar dari serangan ulat dan hama. "Pemupukan sebaiknya tiap 2 bulan sampai 3 bulan sekali," kata dia.

Mudirun Kurnianto, pembudidaya tanaman cengkeh asal Depok, Jawa Barat menambahkan, agar menghasilkan bibit tanaman yang berkualitas dan tahan lama, sebaiknya pembudidaya menggunakan biji dari pohon cengkeh yang usianya 25 tahun.

Sebelum biji disemai baiknya dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup menggunakan plastik. Tujuannya, agar bisa dapat berkecambah. Setelah itu baru disemai dalam polibag yang berisi campuran pupuk kompos dengan tanah, Komposisinya 1:1.

Saat tinggi tanaman sekitar 20 cm hingga 30 cm, tanaman cengkeh siap dipindahkan ke polibag yang lebih besar agar perkembangan bisa lebih maksimal.

Untuk perawatannya cukup mudah karena cengkeh tidak membutuhkan tanah yang terlalu lembab. Jadi saat musim hujan, tanaman ini tidak perlu disiram. Tetapi saat musim kemarau penyiraman dapat dilakukan satu minggu sekali, agar tanaman mendapatkan cukup asupan air.

Agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan baik, selain dipupuk sekitar sebulan sekali menggunakan pupuk kimia, namun untuk menghindari serangan hama dan jamur, ada baiknya tanaman ini diperiksa setiap hari. Bila ada jamur, Muridun biasanya melakukan penyemprotan menggunakan sabun yang dicampur dengan air. n



Share This :

Wirapedia

Wirapedia adalah blog yang mempromosikan UKM di Solo dan sekitarnya.

youtube