Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Harumnya Bisnis Toilet Portabel


Asal ada keinginan dan kemauan yang kuat, jalan pasti terbuka. Andri Wibowo telah membuktikannya. Semua pengalaman yang terjadi sepanjang hidupnya berlandaskan pada tekad yang kuat dan kerja keras.

Andri sadar tak terlahir dari keluarga kaya. Namun, dia punya mimpi untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Selesai menyelesaikan S-1 dari Universitas Katolik Parahiyangan, pria asal Rembang, Jawa Tengah ini merantau ke ibukota. Sembari bekerja, dia juga melanjutkan S-2 di Universitas Trisakti.

Tak sampai di situ, Andri juga berhasil mewujudkan mimpinya kuliah di luar negeri dengan biaya sendiri, yakni di Universitas Leuven, Belgia. “Waktu itu, kuliah di Belgia murah, karena dibiayai oleh pemerintah,” kenang ayah tiga anak ini.

Namun, selepas menuntut ilmu di Belgia, dia tak langsung kembali ke tanah air. Andri mencoba peruntungannya di Tiongkok. Di sanalah, terbuka pemikiran Andri untuk punya usaha sendiri. “Saya tak ingin ikut orang lagi,” kata dia.

Lantas, pria 38 tahun ini  membuka restoran chinesse food. Sayang, usaha ini gagal dan memaksanya kembali bekerja di sebuah perusahaan kayu. Tapi, kegagalan ini tak melunturkan tekadnya menjadi pengusaha.  

Hingga pada akhir 2005, dia mencium peluang untuk memasok mesin pencacah sampah. Bersama rekan kerjanya, Tritan Saputra, Andri mendirikan PT Groen Indonesia. Dia menjual mesin pencacah sampah yang dibelinya dari produsen lokal. Salah satu konsumennya adalah Pemerintah Kota Surabaya.

Tak hanya mesin pencacah sampah, selanjutnya, pemkot juga memintanya ikut dalam tender pengadaan mesin penyapu jalan, truk pengangkut sampah, hingga toilet mobile. “Waktu itu, sekitar tahun 2007, kami masih memakai model toilet karavan,” kenang Andri.

Sebagai pedagang, tentu Andri ingin merambah pasar luas. Dus, dia memasang toilet karavan itu ke website. Bukannya menarik minat pembeli, justru banyak yang ingin menyewa toilet mobile tersebut. “Saat itu, tak ditanggapi, karena kami menjual, bukan menyewakan,” tegas dia. Namun, dari sini, Andri mencium ada celah untuk menyewakan toilet.

Dari sebuah pameran soal sampah yang terselenggara di Surabaya pada Juni 2010, Andri melihat produk toilet portabel. Andri tertarik dan bertanya soal bisnis sewa toilet di luar negeri. “Ternyata, di luar negeri banyak pemain di bisnis ini,” kata dia.

Tanpa ragu, menjelang akhir pameran, Andri membeli toilet portable yang dipamerkan perusahaan asal Singapura itu. Padahal, waktu itu, dia tak punya rencana apa pun. “Toilet itu hanya didiamkan saja di kantor, mau disewakan, kami juga belum tahu berapa harga yang dipatok,” cetus dia.  
Selain menjadi pebisnis, Andri juga mengajar di Universitas Ciputra. Kesempatan untuk menyewakan toilet datang, ketika universitas tersebut mengadakan wisuda pertama kali pada September 2010. Panitia ingin menyewa toilet tambahan, karena gedung yang bakal menampung 1.500-2.000 orang itu hanya punya dua toilet. Sadar ada peluang, Andri segera menawarkan jasa sewa toilet. Tak disangka, panitia butuh 10 toilet, sementara dia hanya punya satu. “Saya langsung impor dari Singapura,”  terang dia. .

Profesional
Bisnis sewa toilet yang baru dirintis ini tampaknya menjadi penopang roda bisnis Groen Indonesia. Sebab, pada 2010-2011 bisnis utama Groen vakum.  “Kami berhenti, karena para pesaing di tender pasang harga ngawur semua. Makin tidak jelas,” kenang dia.

Bermodal 10 toilet portable, Andri mulai percaya diri menawarkan jasa sewa toilet. Di antaranya, dia aktif menjajakan jasanya ke event organizer (EO).

Kualitas toilet dan pelayanan menjadi nilai lebih jasanya. Andri bilang, dia selalu memastikan toiletnya bersih dan kering. Maklum, dia adalah pendatang baru di bisnis ini. Hanya, menurutnya, pelaku lainnya, kurang menggarap bisnis sewa toilet secara profesional, baik dari kualitas, layanan dan promosi.

Andri adalah sosok pekerja keras. Dari Surabaya, dia memberanikan diri merangsek pasar Jakarta dan berhadapan dengan pemain lawas. Dia langsung berstrategi dengan mengambil segmen menengah atas. “Kami incar sewa toilet untuk artis, grup band, pejabat, menteri hingga presiden,” jelas dia.   
Namun, nyatanya, tak mudah menyakinkan konsumen. Terutama soal harga sewa toilet mencapai Rp 2 juta per unit. “Banderol harga ini hampir tiga kali lipat dibanding kompetitor. Kebanyakan tidak mau, karena ada yang murah,” tegas dia.

Dalam rangka menyakinkan  konsumen itulah, dia rela mendatangkan toiletnya bayar pada acara yang mendatangkan pendeta Budha dari Tibet di Jakarta. Dia meminjamkan toiletnya, sementara panitia menyewa dari kompetitor yang harganya lebih murah. “Toilet saya lebih ramai dipakai,” kata Andri yang selalu menyediakan 2 petugas pembersih toilet.  

Dari situlah, konsumen mengetahui jasa sewa toilet milik Andri benar-benar dikelola secara profesional. Pasar pun akhirnya datang mencarinya.  Usaha sewa toilet ini mulai berkembang akhir 2012. Melihat potensi sewa toilet makin besar, pada 30 April 2013, Andri memisahkan usaha ini dari Groen Indonesia dengan mendirikan PT Sewa Toilet Indonesia.

Ada beragam jenis toilet yang disewakan. Mulai dari toilet dengan dudukan biasa hingga toilet yang dilengkapi dengan shower. Toilet yang mewah ini menjadi langganan dari para artis, pejabat hingga presiden.  Pasarnya juga meluas. Jasa toilet ini melayani berbagai acara, mulai pernikahan, pemakaman, konser musik hingga latihan perang di pedalaman.  

Bukan cuma di Surabaya dan Jakarta, Andri juga melayani kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Dia punya 14 gudang di berbagai kota. Dengan 1.200 unit toilet portable, bisnis ini mampu meraup omzet ratusan juta setiap bulan.    

Bisnis harus menyenangkan
Andri Wibowo memang seorang pekerja keras. Buktinya, dia mau terjun ke bisnis toilet, yang mungkin masih dianggap jijik oleh sebagian orang. Namun, dengan keyakinan dan kemauannya untuk terus maju, boleh dibilang, suami   Veronica Sitolang ini mampu menguasai pasar jasa sewa toilet di negeri ini.  

Salah satu kunci sukses Andri sebagai pengusaha karena dia memegang teguh prinsip bahwa bisnis itu harus dijalani dengan senang. “Bisnis itu harus fun, jangan cuma memikirkan untungnya berapa,” terang dia.

Dengan menyenangi bidang yang menjadi bisnisnya, orang akan makin tertantang untuk mencari seluk-beluk bidang tersebut. “Dulu, saya tak tahu sama sekali soal mobil penyapu jalan. Tapi, karena saya senang menjalani bisnis ini, saya cari tahu segala hal yang berkaitan dengan itu,” kata Andri.
Bahkan, setelah sempat vakum hingga 2011, Andri berhasil membangkitkan kembali bisnis Groen Indonesia, setelah bisa berhubungan langsung dengan produsen dari Skotlandia. “Mulai tahun 2012, kita full speed,” seru dia.

Mengawali bisnis dari mesin pencacah sampah, jalur bisnis Andri tampaknya juga tak jauh dari bidang kebersihan. Ke depan, dia berniat untuk membangun bisnis kontraktor kebersihan untuk skala perkotaan. Kegiatan yang dilakukan, seperti pembersihan jalan atau coretan-coretan di dinding. “Kami lagi menunggu deal untuk bisnis ini. Mungkin pertengahan Desember sudah ada keputusan,” kata Andri.

Untuk bisnis jasa sewa toilet, dia pasang target memiliki 10.000 unit toilet portabel. Dia optimistis bisnis jasa sewa toiletnya bakal maju, meski pemain baru mulai bermunculan. “Saya anggap bisnis ini adu inovasi dan kreativitas. Itu yang membedakan kami dengan kompetitor,” ujar dia.         


Share This :

Wirapedia

Wirapedia adalah blog yang mempromosikan UKM di Solo dan sekitarnya.

youtube